JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) terus melakukan berbagai upaya percepatan untuk menjaga agar target operasional kereta cepat di akhir tahun 2022 bisa terwujud.
Sayangnya, perhentian terakhir kereta bukan di Stasiun Bandung. Bagi penumpang yang ingin ke Kota Bandung atau sebaliknya, naik kereta cepat artinya harus bersedia berganti moda transportasi.
Untuk itu, KAI menyiapkan feeder untuk mengangkut penumpang dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung.
Baca juga: Kereta Cepat Diguyur Duit APBN Rp 3,4 Triliun dan Utang dari China
Selain itu, ada cerita inspiratif dari Richard Theodere, pendiri bisnis makanan dan minuman rendah kalori dengan merek Summer Minibar.
Ia berani mengambil risiko untuk resign dan menjalani bisnisnya. Tak disangka, keputusannya malah membawanya pendapat penghasilan yang lebih baik dari sebelumnya.
Simak berita populer lainnya yang telah dirangkum Kompas.com berikut ini:
Pemerintah menggelontorkan uang APBN untuk mendanai proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung. Perkembangan proyek pembangunan kerja sama Indonesia-China ini sudah mencapai 79 persen.
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) terus melakukan berbagai upaya percepatan untuk menjaga agar target operasional kereta cepat di akhir tahun 2022 bisa terwujud.
Kereta Cepat Jakarta Bandung sendiri memiliki empat stasiun yakni Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar.
PT Genomik Solidaritas Indonesia atau PT GSI tengah jadi sorotan. Ini karena perusahaan tersebut kepemilikan sahamnya dikaitkan dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut diketahui memiliki saham di PT GSI secara tak langsung melalui dua perusahaan tambang yang terafiliasi dengannya, yakni PT Toba Sejahtera dan PT Toba Bumi Energi.
PT GSI merupakan perusahaan baru yang didirikan tak lama setelah pandemi Covid-19 merebak di tahun 2020. Sejumlah pengusaha besar patungan untuk membuat PT GSI.
Utang pemerintah di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali membengkak. Dikutip dari laman APBN KiTa Kementerian Keuangan per akhir September 2021, utang pemerintah sudah menembus Rp 6.711,52 triliun.