Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut Bio Farma Buka-Bukaan Terkait Harga Tes PCR yang Terus Turun

Kompas.com - 09/11/2021, 15:17 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir buka-bukaan terkait struktur biaya yang membentuk harga kit PCR.

Ia bilang, komponen utama yang memiliki porsi terbesar adalah biaya produksi dan bahan baku.

"Ini memang struktur cost terbesar dari komponen reagen utamanya, dari biaya bahan baku dan produksi itu mencapai 55 persen," ujar Honesti dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (9/11/2021).

Baca juga: Kenapa Luhut dkk Pilih Dirikan PT Baru untuk Donasi Tes PCR?

Honesti mengatakan, itu merupakan struktur biaya yang berlaku di laboratorium Bio Farma.

Struktur biaya ini bisa berbeda tergantung dari masing-masing laboratorium dan bisnis model yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

Secara rinci, pada laboratorium Bio Farma struktur biaya yang membentuk harga kit PCR, terdiri dari biaya produksi dan bahan baku mencapai 55 persen, biaya operasional 16 persen, biaya distribusi 14 persen, royalti 5 persen, dan margin 10 persen.

Dengan struktur biaya tersebut harga jual kit PCR Bio Farma menjadi sebesar Rp 90.000 per tes pada Oktober 2021. Besaran harga kit PCR ini belum termasuk pajak pertambahan nilai (PPN).

"Waktu kami luncurkan produk ini, satu tujuan kami adalah untuk mengurangi impor, sehingga dengan sendirinya akan menurunkan harga dari komponen itu sendiri," kata dia.

Baca juga: Aturan Wajib PCR Diubah, Kunjungan Wisatawan Sudah Mencapai 9.500 Orang

Menurut Honesti, harga kit PCR Bio Farma tersebut sudah mengalami penurunan beberapa kali, dari semula di Agustus 2020 sebesar Rp 325.000 per tes menjadi Rp 250.000 per tes di September 2020.

Kemudian pada Agustus 2021 harga kit PCR Bio Farma kembali turun menjadi Rp 113.636 per tes, hingga akhirnya menjadi sebesar Rp 90.000 per tes pada Oktober 2021.

Berdasarkan paparan Honesti, dengan kapasitas produksi yang masih sedikit di sepanjang Agustus 2020-Januari 2021, harga jual kit PCR Bio Farma tersebut sudah mampu mendorong kompetitor menurunkan harga kit PCR yang berkisar Rp 400.000-Rp 800.000 per tes.

Ia mengklaim, dengan harga tes PCR yang berlaku di Indonesia saat ini menjadi yang termurah dibandingkan negara-negara tetangga, seperti Thailand, Singapura, bahkan Uni Emirat Arab.

Honesti pun meyakini, semakin banyak kit PCR yang diproduksi dalam negeri dan perkembangan model bisnis antara pemilik mesin dan pemilik reagen, maka akan mampu menurunkan kembali harga tes PCR hingga ke level tertentu.

Baca juga: PT GSI Milik Luhut Punya Lab Modern dan Kapasitas Besar untuk Tes PCR

Selain itu, adanya intervensi dari pemerintah terkait harga tes PCR juga sangat diperlukan agar semakin terjangkau oleh masyarakat, sehingga harga yang berkembang tidak hanya bergantung pada mekanisme pasar.

"Intinya kami mendukung pemerintah untuk penetapan harga PCR dan kami terus dukung agar masyarakat bisa dapat pengetesan yang berkualitas," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com