Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Transparansi, Kemenhub Terapkan Sistem Inaportnet di 2Pelabuhan Banten dan Batam

Kompas.com - 17/11/2021, 11:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus mendorong digitalisasi pelabuhan sebagai upaya untuk meningkatkan transparansi dalam pelayanan. Hal itu dilakukan dengan penggunaan aplikasi Inaportnet di 54 pelabuhan, diantaranya Banten dan Batam.

Inaportnet merupakan sistem informasi layanan secara elektronik berbasis internet yang terpusat dan mengkolaborasikan standar pelayanan operasional pelabuhan untuk melayani kegiatan kapal dan barang di pelabuhan.

Pelabuhan Banten telah menerapkan Inaportnet sejak tahun 2017. Penggunaan aplikasi Inaportnet tahap awal dimulai dari Pelabuhan Ciwandan dan Pelabuhan Cigading yang keduanya digawangi oleh Pelindo dan Krakatau Bandar Samudera.

Baca juga: Konsep Pelabuhan Utama dan Pengumpan Jadi Strategi Optimalkan Tol Laut

“Pada tahun 2022 pelabuhan Banten berkomitmen untuk melakukan kegiatan oprasionalnya full sistem menggunakan Inaportnet,” ujar Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut (Dirlala) Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub, Mugen Sartoto dalam keterangannya Rabu (17/11/2021).

Ia mengatakan, seiring berjalannya waktu, implementasi Inaportnet akan diperluas ke pelabuhan lain, diantaranya Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bojonegoro yang saat ini dalam tahap pengusulan.

Selain itu, akan segera disusul dengan penerapan Inaportnet di Terminal Khusus (Tersus) dan Terminal Kepentingan sendiri (TUKS) di wilayah Banten yang telah mempersiapkan infrastruktur dan kelengkapan pendukung operasionalnya.

Menurut Mugen, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Banten sebenarnya telah mendorong digitalisasi Pelabuhan Banten melalui aplikasi KSOP Online. Aplikasi itu mengakomodir kapal-kapal pelayaran rakyat dan kapal di bawah 35 GT yang memang tidak tercover Inaportnet.

Namun, diputuskan bahwa ke depannya aplikasi yang digunakan di Pelabuhan Banten hanya Inaportnet dan menerapkan kebijakan free zonasi untuk Badan Usaha Pelabuhan (BUP) Pemanduan.

"Operator kapal dibebaskan memilih BUP Pemanduan, tidak dibagi-bagi zonasinya sehingga nanti diharapkan data hanya dari satu pintu, Inaportnet," katanya.

Baca juga: JICT Tindak Tegas Oknum Pelaku Pungli di Pelabuhan

Selain Banten, penerapan Inaportnet juga dilakukan di Pelabuhan Batam. Mugen mengatakan, Pelabuhan Batam sebelumnya memang telah menerapkan sistem Batam Logistic Ecosystem (BLE) dengan aplikasi yang terintegrasi antara BC, BP Batam, dan KSOP Online.

Namun, seiring dengan adanya aplikasi terbaru yakni Inaportnet, maka mulai dilakukan penggantian aplikasi dari KSOP Online ke Inaportnet untuk mendukung sistem BLE. Maka, bila semula masih menggunakan dua aplikasi, kini mengacu hanya ke Inaportnet.

"Untuk kedua pelabuhan tersebut, saat ini pelayanan operasional sudah mulai hanya menggunakan Inaportnet, dan tahun 2022 sudah full ke Inaportnet,” jelas Mugen.

Sebagai informasi, penerapan Inaportnet di pelabuhan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kapal dan barang di pelabuhan agar dapat berjalan cepat, valid, transparan dan terstandar.

Adanya digitalisasi pelabuhan ini diharapkan bisa menurunkan biaya logistik dengan memangkas biaya operasional sehingga dapat menciptakan biaya yang optimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com