Eco-enzyme merupakan inovasi ramah lingkungan dari SMM yang bertujuan mengurangi sampah organik.
Direktur Human Resources and Change Management ANJ Group Yoomeidinar menjelaskan, konsep eco-enzyme yang dikembangkan saat ini adalah mengubah sampah organik dapur menjadi produk bermanfaat yang bisa mengurangi pemakaian bahan kimia rumah tangga dan mengurangi sampah kemasan bahan kimia.
Baca juga: Upaya ANJ Lindungi Keanekaragaman Hayati Indonesia
Ia mengatakan, eco-enzyme menjadi solusi penanggulangan sampah yang tepat karena prosesnya mudah dan tidak memerlukan lahan luas untuk fermentasi.
Hal yang perlu disiapkan untuk mengolah eco-enzyme adalah air, gula merah, serta sampah organik sayur dan buah.
Dijelaskan Yoomeidinar, eco-enzyme, yaitu Rosukon Poompanvong dari Thailand merekomendasikan perbandingan 3:1:10 untuk membuat fermentasi. Perbandingan 3 untuk sampah organik, 1 untuk gula merah, dan 10 untuk air.
Wadah bekas seperti toples yang sudah tidak terpakai bisa digunakan sebagai tangki fermentasi.
Proses fermentasi eco-enzyme membutuhkan waktu kurang lebih 90 hari sebelum dapat dipanen dan dipindahkan ke dalam wadah botol plastik bekas.
Penggunaan botol plastik bekas akan menjadi nilai tambah eco-enzyme karena mendukung konsep reuse dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Baca juga: Kebijakan Pro-Perempuan ANJ: Kesetaraan Gender dan Pemenuhan Hak Pekerja Perempuan
Eco-enzyme yang telah dipanen dapat dimanfaatkan sebagai disinfektan, pembersih kamar mandi dan lantai, detergen, pupuk alami untuk tanaman, pembersih kompor, pembersih pestisida dan kuman pada buah serta sayur, serta dapat menghilangkan bau tidak sedap.
“Dengan banyak manfaat inilah, eco-enzyme saat ini mendapat sambutan yang positif dari karyawan dan dikembangkan di beberapa anak perusahaan ANJ lainnya, serta dilakukan transfer pengetahuan kepada masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan,” kata Yoomeidinar.
Ia melaporkan, sampai akhir November 2021, SMM telah berhasil memproduksi 10.254 liter eco-enzyme.
Selain itu, kelompok masyarakat dan kelompok tani di Kecamatan Dendang telah berhasil memproduksi masing-masing 30 liter eco-enzyme.
Baca juga: Dukung Pengembangan SDM, ANJ Jalankan Program PAUD dan TK di Papua Barat
“Anak perusahaan kami lainnya, PT Austindo Nusantara Jaya Agri Siais (ANJA Sias) yang berlokasi di Padang Sidempuan, Sumatera Utara, (juga) berhasil memproduksi 2.000 liter eco-enzyme yang dibuat oleh para staf, karyawan, dan guru Yayasan Eka Pendawa Sakti pada September lalu,” tutur Yoomeidinar.
Lebih lanjut, anak perusahaan ANJ, PT Kayung Agro Lestari (KAL) yang berlokasi di Ketapang juga berhasil membuat sebanyak 3.000 liter eco-enzyme.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.