Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Tertekan, Pengusaha Pelayaran Sambut Tahun 2022 dengan Optimis

Kompas.com - 29/12/2021, 18:44 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis

Sedangkan pada sektor angkutan offshore dan migas, meski sempat mengalami tekanan karena penurunan harga minyak dunia pada awal pandemi, namun kini perlahan mulai membaik seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi yang mendorong permintaan BBM.

Sementara pelayaran roro/penumpang merupakan sektor yang paling berat menghadapi situasi pandemi ini. Pembatasan perjalanan orang membuat sektor ini harus mengalami penurunan kinerja sangat dalam.

Masa kritis telah berlalu

Di sisi lain, Carmelita juga bersyukur Indonesia telah melewati tahun-tahun penuh tantangan selama pandemi Covid-19 ini. Rasa syukur itu tidak lepas dari keberhasilan pemerintah dan masyarakat Indonesia menekan penularan virus Covid-19 secara signifikan.

Indonesia pernah mengalami puncak pandemi Covid-19 pada Juni hingga Agustus lalu. Saat itu, penularan virus Covid-19 begitu tinggi sehingga membuat situasi darurat.

Namun atas kebijakan yang tepat dan kerja sama seluruh pihak, Indonesia bisa keluar dari kondisi kritis tersebut.

“Setidaknya hingga saat ini, terbukti kebijakan PPKM dan vaksinasi ini cukup ampuh mengendalikan penularan Covid-19 di Indonesia, tanpa kita harus lockdown,” ucapnya.

Sejalan dengan keberhasilan pengendalian penularan Covid-19, kata Carmelita, Indonesia bisa berhasil memulihkan ekonomi secara perlahan.

Setelah mengalami resesi ekonomi pada 2020 hingga kuartal I 2021, ekonomi nasional berhasil rebound pada kuartal II 2021 yang tumbuh hingga 7,07 persen (yoy). Pemulihan ekonomi nasional tetap terjaga pada kuartal III 2021 yang tumbuh 3,51 persen.

Kementerian Keuangan memprediksi, ekonomi nasional pada kuartal IV 2021 juga akan tumbuh di atas 5 persen. Sehingga ekonomi nasional pada 2021 akan tumbuh sekitar 3,5 hingga 4 persen.

Baca juga: PSC RI Diakui Dunia, INSA: Harus Dipertahankan

Pemulihan ekonomi nasional ini tidak lepas dari kelancaran kegiatan logistik Indonesia. Untuk itu, INSA sangat mengapresiasi kebijakan Kementerian Perhubungan yang tetap mendukung kelancaran kegiatan distribusi logistik dan transportasi nasional, sehingga pelabuhan domestik tidak mengalami kongesti seperti yang terjadi di luar negeri dan ekonomi nasional mengalami pemulihan.

Demikian pula ketersediaan armada nasional yang tidak perlu melakukan blank sailling seperti halnya MLO, sehingga di saat pemulihan ekonomi, owner dan operator pelayaran petikemas domestik masih dapat mencukupi ketersediaan petikemas dan kapal dalam negeri.

“Kelancaran distribusi logistik dengan dukungan operator pelayaran petikemas domestik ini perlu kita jaga terus untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional,” urainya.

PON Papua berdampak positif

Carmelita pun berpendapat, Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua belum lama ini juga membuat sedikit banyak perubahan pola kontainer. Setelah sebelumnya banyak pabrik yang tutup, kini produksi sudah mulai kembali dan menuju normal kembali.

Untuk itu, dia menilai tidak perlu ada penambahan kontainer kembali, karena pelayaran nasional tidak akan membiarkan kekosongan kapal yang akan memuat kargo.

Saat ini pelayaran kontainer domestik justru mengkonversi kapalnya menjadi lebih kecil. Misalnya, yang tadinya satu kapal 3000 Teus, kini menjadi dua unit kapal dengan ukuran 1500 Teus.

Baca juga: Jaga Keamanan Pelayaran, Indonesia Punya 285 Menara Suar

Penggunaan kapal lebih kecil karena penggunaan kapal besar juga tidak ada kargo yang terisi maksimal. Adapun adanya penyesuain tarif domestik masih di level wajar tidak seekstrem di internasional.

“Semua ini hanya sementara jadi jangan khawatir kekurangan kapal, karena ini hanya dampak pandemi. Secepatnya akan kembali ke normal,” bebernya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com