Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layanan Digital Perbankan Tumbuh Pesat, LPS Ingatkan Risiko Meningkatnya Kejahatan Siber

Kompas.com - 18/02/2022, 08:30 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Layanan digital perbankan yang tumbuh pesat selama beberapa tahun terakhir, dinilai telah memunculkan sejumlah risiko.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, salah satu risiko yang muncul dengan semakin berkembangnya perbankan digital adalah ancaman kejahatan siber, seperti social engineering.

Baca juga: Jumlah Nasabah Bank Neo Commerce Hampir Tembus 15 Juta, Bagaimana Transaksinya?

Praktik kejahatan siber itu bertujuan untuk mendapatkan informasi tertentu dan skimming atau tindak pencurian informasi dengan cara menyalin informasi nasabah yang terdapat pada strip magnetik kartu kredit, atau debit yang dilakukan secara illegal.

Baca juga: Soal Harga Saham Bank Digital, Lo Kheng Hong: Sangat Mengerikan, Saya Enggak Berani Sentuh...

“Sebagai otoritas penjamin simpanan, kami memandang bahwa kejahatan siber perlu mendapat perhatian lebih, utamanya kepada pihak penyedia layanan perbankan perlu memastikan sistem manajemen risiko yang andal dan telah sesuai standar keamanan yang berlaku,” ujar Purbaya, dalam keterangannya, Kamis (17/2/2022).

“Nasabah selaku pengguna juga perlu mengetahui berbagai modus kejahatan siber agar selalu waspada dalam bertransaksi secara digital,” tambahnya.

Baca juga: Kaleidoskop 2021: Ramai-ramai Menjadi Bank Digital

Guna meminimalisir potensi kejahatan siber, Purbaya menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.

Menurutnya, hal itu perlu dilakukan untuk meningkatkan awareness, terutama para nasabah, terhadap ancaman siber dan berbagai modus penipuan.

Baca juga: Kenali Jenis-jenis Kejahatan Siber di Sektor Perbankan

Langkah pengamanan data

Lebih lanjut Ia menjelaskan, pihaknya telah menerapkan berbagai langkah pengamanan sistem dan data LPS, yang bertujuan agar para penyimpan dana di perbankan merasa aman dan percaya untuk terus menyimpan dananya di perbankan.

“Selain berbagai tool standar keamanan sistem informasi seperti diantaranya antivirus, VPN, dan firewall, LPS juga telah menerapkan sistem Data Loss Prevention (DLP) untuk mencegah adanya kebocoran data,” ujarnya.

Baca juga: Waspada, Kejahatan Siber Masih Ancam Nasabah Bank

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com