Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Donasi Kripto untuk Ukraina Terus Mengalir, Simak Harga Bitcoin dkk Terkini

Kompas.com - 07/03/2022, 09:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar aset kripto terpantau memerah, hal ini berbeda dengan kemarin yang mengalami pergerakan positif. Melansir Coinmarketcap Senin (7/3/2022) pagi ini 9 dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar bergerak di zona merah dalam 24 jam terakhir.

Nilai mata uang kripto paling murung pagi ini, adalah Terra (LUNA) yang ambles 4,7 persen di level 81,81 dollar AS setara dengan Rp 1,17 juta (kurs Rp 14.386 per dollar AS). Dilanjutkan oleh Solana (SOL) yang terjun 4,4 persen menjadi 85,96 dollar AS, dan Cardano (ADA) yang terkoreksi di posisi 0,84 dollar AS atau melemah 2,8 persen.

Aset kripto berlogo anjing, Dogecoin (DOGE) juga melemah 2,4 persen menjadi 0,12 dollar AS, Ethereum (ETH) turun 1,2 persen menjadi 2.633 dollar AS, dan Bitcoin (BTC) terkoreksi 0,8 persen menjadi 39.069 dollar AS. Binance Exchange (BNB) juga turun 0,7 persen di posisi 381,4 dollar AS.

Baca juga: Selain Bitcoin, Ukraina Juga Terima Sumbangan NFT untuk Biayai Pasukan Militer, Cek Harga Kripto Hari Ini

Sementara itu, Polkadot (DOT) menjadi satu-satunya di antara 9 aset kripto dengan kapitalisasi besar yang menguat, yakni naik 0,56 persen di level 17,41 dollar AS.

Pagi ini Tether (USDT) naik 0,001 persen di posisi 1 dollar AS, sementara USD Coin (USDC) turun 0,01 persen di posisi 0,9 dollar AS. Sebagai informasi USDT dan USDC merupakan mata uang kripto golongan stable coin atau jenis mata uang kripto yang dibuat untuk menawarkan harga yang stabil terhadap dollar AS.

Melansir Forbes, lebih dari 600.000 donasi kripto dengan total lebih dari Rp 719,5 miliar atau 50 juta dollar AS telah mengalir ke Ukraina hanya dalam waktu seminggu, dengan bitcoin dan eter memimpin karena kemudahan konvertibilitasnya.

Minggu lalu, pemerintah Ukraina berencana membuat mata uang kripto yang sah, dan banyak dari sumbangan tersebut akan digunakan untuk mendanai pasukan militer Ukraina. Bahkan, penggunaan media sosial pemerintah Ukraina, seperti Twitter menyerukan bentuk dukungan untuk negaranya, termasuk dalam hal bisnis yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Ini bukan hanya tentang sumbangan crypto, pemerintah Ukraina secara aktif melibatkan komunitas blockchain, dengan banyak nama besar yang menjanjikan dukungan seperti Pendiri Ethereum Vitalik Buterin, Valery Vavilov Bitfury, dan Gavin Wood dari Polkadot. Menteri Transformasi Digital Ukraina, Mykhailo Fedorov juga telah merekrut hampir 300.000 pasukan IT untuk mendukung Ukraina,” kata Sandra Ro, CEO Dewan Bisnis Blockchain Global (GBBC).

Ketika sanksi global menghantam Rusia pekan lalu, tujuh bank Rusia diblokir dari sistem SWIFT, yang secara efektif memutus bank-bank tersebut dari sistem perbankan global.

Sanksi yang dikenakan kepada Bank Sentral Rusia menurunkan 60 persen atau 388 miliar dollar AS cadangan devisa, dan kehilangan akses ke lebih dari 400 miliar dollar AS perusahaan sekuritas dan broker di bank-bank Eropa.

Baca juga: Rp 805,6 Miliar Sumbangan Kripto untuk Militer Ukraina Terkumpul, Bitcoin dkk Menguat

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

10 Hal yang Wajib Diperhatikan dalam Wawancara Kerja

10 Hal yang Wajib Diperhatikan dalam Wawancara Kerja

Work Smart
Kenaikan Suku Bunga Bebani Saham Teknologi, Wall Street Berakhir 'Merah'

Kenaikan Suku Bunga Bebani Saham Teknologi, Wall Street Berakhir "Merah"

Whats New
Daftar 13 Jalan Tol yang Bakal Dioperasikan Tahun Ini

Daftar 13 Jalan Tol yang Bakal Dioperasikan Tahun Ini

Whats New
5 Pejabat Rangkap Jabatan di Perusahaan Jalan Tol, Kepala BPJT: Sudah Diselesaikan

5 Pejabat Rangkap Jabatan di Perusahaan Jalan Tol, Kepala BPJT: Sudah Diselesaikan

Whats New
Musnahkan Pakaian Bekas Senilai Rp 80 Miliar, Mendag: Hulunya Kita Berantas

Musnahkan Pakaian Bekas Senilai Rp 80 Miliar, Mendag: Hulunya Kita Berantas

Whats New
THR Karyawan Swasta: Jadwal Pencairan dan Ketentuannya

THR Karyawan Swasta: Jadwal Pencairan dan Ketentuannya

Whats New
Soroti Kolapsnya Silicon Valley Bank, Ketua OJK: Kita Harus Lebih Waspada

Soroti Kolapsnya Silicon Valley Bank, Ketua OJK: Kita Harus Lebih Waspada

Whats New
Antisipasi Barang Ilegal, Menkop UKM Usul Ada Pelabuhan Khusus Pakaian Impor

Antisipasi Barang Ilegal, Menkop UKM Usul Ada Pelabuhan Khusus Pakaian Impor

Whats New
Dongkrak Kinerja Industri Tekstil, Kemenperin Beri Restrukturisasi Mesin

Dongkrak Kinerja Industri Tekstil, Kemenperin Beri Restrukturisasi Mesin

Rilis
Konsumsi Kuartal II-2023 Diperkirakan Bisa Tumbuh 5 Persen, Apa Sebabnya?

Konsumsi Kuartal II-2023 Diperkirakan Bisa Tumbuh 5 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Kepala Bappenas: Sudah 30 Tahun Indonesia Masih Terjebak jadi Negara Berpenghasilan Menengah

Kepala Bappenas: Sudah 30 Tahun Indonesia Masih Terjebak jadi Negara Berpenghasilan Menengah

Rilis
Mobile Banking Neo Commerce Tambah Fitur Remitansi

Mobile Banking Neo Commerce Tambah Fitur Remitansi

Spend Smart
Menkop UKM: Pakaian Impor dan Bekas Ilegal Kuasai 31 Persen Pangsa Pasar Pakaian

Menkop UKM: Pakaian Impor dan Bekas Ilegal Kuasai 31 Persen Pangsa Pasar Pakaian

Whats New
BI: Mata Uang Digital Bank Sentral Perlu Dipromosikan di Kawasan ASEAN

BI: Mata Uang Digital Bank Sentral Perlu Dipromosikan di Kawasan ASEAN

Whats New
BI Siapkan Rp 1,9 Triliun Uang Baru Jelang Lebaran di Kepri

BI Siapkan Rp 1,9 Triliun Uang Baru Jelang Lebaran di Kepri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+