Riset yang sama dari Google dan kawan-kawan ini mendapati pula, 28 persen pelaku usaha lewat ranah digital di Indonesia mengakui bahwa platform digital-lah yang membuat mereka bisa bertahan sejauh ini melewati pandemi. Demi menjaga profit, rata-rata pelaku usaha ini mengaku menggunakan dua platform digital.
Yang patut juga dicatat, 98 persen pelaku usaha lewat platform digital sudah menerima pembayaran digital, 59 persen menyediakan opsi cicilan digital, dan 69 persen dari mereka berencana meningkatkan penggunaan solusi digital marketing untuk mendorong kinerja usaha dalam lima tahun ke depan.
Kehadiran layanan online tak serta-merta boleh meniadakan layanan offline. Toko atau kantor usaha berbentuk fisik tetap punya pengaruh bagi pengambilan keputusan pelanggan. Ini soal ekspektasi bisa dipercaya atau tidaknya penyedia layanan.
Masalah rasa percaya itu terbaca juga dari tren pencarian official store dari brand yang punya tempat usaha offline. Angka pencariannya terpantau mencapai 21 persen. Pencarian menggunakan kata kunci "online terpercaya" juga terpantau mencapai 40 persen.
Laporan Google dan kawan-kawan menyatakan pula bahwa kepercayaan adalah aset terpenting setiap usaha yang mau tetap hidup dan bertumbuh di era digital. Pelanggan menuntut transparansi dan keotentikan dari setiap tawaran barang dan jasa.
Terlebih lagi, riset Google dan kawan-kawan ini pun mendapati ada konsumen yang masih punya kecenderungan memilih layanan offline di tengah arus besar digitalisasi dan layanan online.
Pelajarannya, bila alasan para pelanggan yang memilih layanan offline ini bisa dijawab oleh layanan online, mengapa tidak?
Bagaimana pun, layanan online diakui oleh mereka yang tercakup dalam riset tersebut memberikan keamanan lebih selama pandemi, menyediakan variasi pilihan produk atau layanan lebih banyak, dan harga pun bisa lebih murah karena ada beragam promo.
Mengutip Edelman, laporan Google dan kawan-kawan memberikan catatan tambahan bahwa kepercayaan atas layanan dan kualitas perusahaan punya kasta lebih tinggi daripada kecintaan pelanggan terhadap merek atau brand perusahaan.
Di antara yang bisa dilakukan brand untuk membangun rasa percaya konsumen adalah memastikan privasi pelanggan terlindungi dalam seluruh rangkaian proses transaksi.
Ini penting karena pelanggan yang terpuaskan cenderung dengan senang hati berbagi rekomendasi tentang layanan memuaskan ke lingkungan yang mereka percaya, termasuk jejaring usaha.
Google mendaku, pengguna kanal videonya, YouTube, punya kecenderungan berbelanja 34 persen lebih banyak dibanding non-pengguna internet. Google mengklaim juga, layanan videonya itu turut mendorong 89 persen penjualan offline.
Dari risetnya, Google dan kawan-kawan menegaskan bahwa sukses jualan untuk momentum Ramadhan dan Lebaran harus dimulai sejak sebulan sebelum bulan puasa dimulai. Namun, beda produk atau jasa yang ditawarkan, bisa pula bergeser lini masanya. Berikut ini data tren pencarian pada Ramadhan 2021:
Buat data tambahan, Google mendapati pula sejumlah catatan seperti berikut ini:
Dari risetnya, Google dan kawan-kawan menyebut bahwa konsumen digital di Indonesia cenderung menelisik produk atau layanan incaran demi mendapatkan keyakinan sudah membuat keputusan belanja yang tepat.