Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Lanka Terlilit Utang hingga Krisis Ekonomi, Bensin Langka, SPBU Sampai Dijaga Tentara

Kompas.com - 24/03/2022, 11:10 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan tentara Sri Lanka menjaga ketat SPBU di wilayahnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan distribusi bahan bakar.

Diduga, kenaikan harga komoditas secara tiba-tiba jadi biang keroknya.

Dilansir dari CNN, hal ini juga membuat puluhan ribu masyarakat harus antre bensin berjam-jam.

Sri Lanka memang dikabarkan sedang berjuang melawan krisis valuta asing.

Baca juga: Krisis Ekonomi Sri Lanka Memburuk, Warga Tewas Saat Antre Bahan Bakar Minyak

 

Keadaan ini memaksa devaluasi mata uang dan menekan pembayaran untuk impor penting seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bakar.

Oleh karena itu, Sri Langka sedang dalam upaya untuk meminta bantuan International Monetary Fund (IMF).

Salah satu warga Sri Lanka, Seetha Gunasekera mengatakan, pemerintah harus segera turun tangan memberikan solusi atas masalah ini.

"Semua harga jadi naik. Kami nyaris tidak dapat mengelola pengeluaran kami setiap hari," kata dia dikutip dari CNN, Kamis (24/3/2022). 

Baca juga: Sri Lanka Batalkan Ujian Semester Sekolah karena Kehabisan Kertas

Tentara dikerahkan jaga SPBU

Juru bicara pemerintah Ramesh Pathirana bilang, keputusan untuk mengerahkan tentara di dekat pom bensin dan titik pasokan minyak tanah muncul setelah tiga orang lansia dikabarkan tewas dalam antrian panjang.

Ia menambahkan, kondisi diperparah dengan adanya dugaan penimbunan bahan bakar dan distribusi yang tidak efisien.

Baca juga: Ekonomi Pulih, Indonesia Balik Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Atas Pada 2022

"Militer telah dikerahkan untuk membantu masyarakat, bukan untuk membatasi hak asasi mereka," kata dia.

Juru bicara militer Nilantha Premaratne mengatakan, setiap SPBU akan dijaga dua personel tentara.

Mereka bertugas mengatur distribusi bahan bakar, tetapi tentara tidak akan terlibat dalam pengendalian massa.

Baca juga: Jokowi: Tahun Ini Boleh Mudik Lebaran, Boleh Tarawih Berjemaah di Masjid...

 

Sri Lanka berjuang restrukturisasi utang

Dikabarkan, ketegangan atas kelangkaan pasokan telah menyulut kekerasan sporadis di antara masyarakat. Mereka berebut untuk membeli bahan bakar dan barang-barang penting lainnya.

Asal tau saja, Sri Lanka sedang berjuang untuk membayar biaya impor barang strategis. Sebab, cadangan devisa mereka merosot 70 persen dua tahun terakhir. Sekarang, jumlahnya 2,31 miliar dollar AS.

Belum lagi, Sri Lanka masih harus membayar utang sekitar 4 miliar dollar AS di sisa tahun ini. Tak sampai di sana, Sri Lanka juga harus membayar obligasi negara senilai 1 miliar dollar AS yang jatuh tempo Juli nanti.

Rencananya, April nanti Sri Lanka akan bertemu IMF. Pemerintah akan menyewa firma hukum global untuk memberikan bantuan restrukturisasi utang demi memerangi krisis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com