Oleh: Fauzi Ramadhan dan Brigitta Valencia Bellion
KOMPAS.com - Pada bulan Januari lalu, jagat dunia maya dihebohkan oleh kemunculan Ghozali, seorang pemuda yang menjual swafoto dirinya sebagai Non-Fungible Token (NFT) di situs OpenSea.
Lelaki yang konsisten mengunggah swafotonya di situs tersebut sejak 2017 ini dikabarkan telah meraup keuntungan dari NFT sebesar Rp1,5 miliar.
Keuntungan yang didapatkan Ghozali lantas menginspirasi banyak orang untuk melakukan hal yang serupa dengannya. Tak butuh waktu lama, situs OpenSea kemudian dibanjiri oleh foto-foto orang Indonesia yang dijual sebagai NFT.
Fenomena ini lalu disebut sebagai Ghozali Effect.
Nago Tejena, seorang psikolog klinis yang juga mengoleksi NFT, turut berkomentar mengenai fenomena ini melalui siniar (podcast) OBSESIF episode “What’s Going on With NFT and Digital Society?”.
Selain berkomentar, ia juga membagikan pengalamannya ketika mengenal NFT pertama kali dan tergabung dalam masyarakat dunia aset digital tersebut.
Sebagai psikolog klinis, kehidupan Nago sehari-hari diisi oleh pertemuan-pertemuan bersama klien. Namun, hal itu tidak membuatnya tutup mata dengan pentingnya literasi finansial.
Ia lantas mempelajari instrumen-instrumen investasi, seperti reksadana dan saham. Akan tetapi, ia merasa tidak bersemangat untuk mempelajari instrumen investasi tersebut.
Nago kemudian terus belajar hingga pada akhirnya berkenalan dan tertarik dengan dunia NFT. “Aku merasa cukup relate dengan komunitasnya,” katanya.
Terlebih, ketika seseorang sudah memiliki aset NFT, ia akan merasa teridentifikasi sebagai suatu kelompok NFT. “Jadi ada perasaan in-group di sana, perasaan melakukan sesuatu bareng, investasi bareng, dan melakukan kegiatan bareng,” ujarnya.
Selain itu, menurutnya, akibat dari sifat NFT yang langka, eksklusif, dan terbukti kepemilikannya, hal itu membuat seseorang lebih merasa berada dalam kelompok serupa.
Baca juga: NFT Lagi Heboh, Bagaimana Kewajiban Perpajakannya?
Beranjak dari hal tersebut, Nago kemudian merespons fenomena Ghozali Effect yang membuat banyak orang beranggapan bahwa NFT merupakan suatu ladang untuk mendapatkan uang dengan mudah.
Oleh karena itu, tak heran jika banyak orang mencoba peruntungan yang sama. “Semua orang jadi pengen tahu,” ujar Nago.
Euforia aset digital ini ternyata juga muncul di teman-teman Nago sendiri. “Setiap hari mereka grinding di Twitter dan Discord, sampai ngelupain pekerjaan mereka di dunia nyata,” ungkapnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.