Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Asing Terus “Banjiri” Pasar Modal Tanah Air, IHSG Berpeluang Sentuh Level 7.600 Tahun Ini

Kompas.com - 04/04/2022, 14:45 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2022 diproyeksikan terus menguat bahkan bisa menembus hingga level 7.600. Katalis utama pendorong kenaikan ini adalah dana asing yang terus parkir di pasar modal Indonesia.

Ekonom dari Ciptadana Sekuritas Asia Nicko Yosafat mengatakan, terkatrolnya tingkat inflasi yang menerpa perekonomian global akibat konflik geopolitik Rusia-Ukraina, sehingga memicu dana asing masuk ke emerging markets termasuk pasar modal Indonesia.

“Total dana asing yang masuk ke bursa saham dalam negeri pada kuartal I 2022 mencapai sekitar Rp 32 triliun. Jumlah itu sangat signifikan mengingat sepanjang 2021 hanya Rp 38 triliun. Dampak langsung konflik Rusia-Ukraina memang kecil terhadap Indonesia. Tapi konflik tersebut membuat peningkatan harga komoditas sehingga Indonesia kebanjiran foreign flow,” kata Nicko dalam siaran pers, Senin (4/4/2022).

Baca juga: IHSG Bakal Tembus Level Psikologis 7.100? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Nicko mengatakan, kenaikan harga komoditas karena pasokan rendah akibat sanksi terhadap Rusia, membuat negara lain banyak menahan komoditas untuk keperluan dalam negerinya. Hal ini ia nilai dapat berakibat pada kenaikan energy price dan supply chain shock.

Lebih lanjut Nicko menjabarkan konflik tersebut mendorong peningkatan inflasi di Amerika Serikat (AS) sekitar 7,9 persen secara tahunan pada Februari 2022.

Hal ini akan membuat bank sentral di Negeri Paman Sam mengambil kebijakan pengetatan suku bunga acuan, yaitu penyesuaian sebanyak enam kali lagi hingga akhir 2022.

Baca juga: IHSG Sesi II Ditutup Menguat, Saham-saham BUMN Ini Laris Dikoleksi Asing

Adapun tingkat inflasi di dalam negeri naik 2,64 persen secara tahunan per Maret 2022. Rupiah pun melemah 0,86 persen secara year to date menjadi Rp 14.329 per dolar AS. Suku bunga Bank Indonesia pun diestimasikan naik ke 4,25 persen.

“Tapi ada dampak positif dari pengetatan monetary di AS yang menjadi momentum bagi emerging markets seperti Indonesia tingkatkan foreign flow. Kami awalnya memperkirakan IHSG menyentuh level 7.300 tahun ini tapi targetnya meningkat jadi 7.600 pada 2022 karena faktor tadi,” kata Nicko.

Nicko optimistis tingkat konsumsi rumah tangga akan terjaga, terlebih momentum ini dibarengi dengan bulan Ramadan di mana daya beli masyarakat selalu meningkat. Dia menambahkan, jika tingkat konsumsi rumah tangga terus membaik, riil GDP bisa bertumbuh.

Inflasi

Founder Indonesia Investment Education Rita Efendy mengungkapkan, peningkatan inflasi terjadi di seluruh dunia. Namun, peningkatan inflasi lebih tinggi terjadi di negara maju karena tingkat stimulus yang diberikan kekonsumen pasca pandemi.

“Naiknya harga energi dan pangan telah memicu inflasi yang lebih tinggi di banyak negara. Faktor-faktor tersebut dapat terus menambah inflasi pada 2022,” ujar Rita.

Rita memperkirakan IHSG berada di level kisaran 7.400-7.500. Karena inflasi tersebut, dan foreign flow akan konsisten membanjiri emerging market. Harga komoditas pun akan tetap tinggi sepanjang tahun karena gangguan supply dan kenaikan demand.

Earnings growth juga diperkirakan pada kisaran 22 persen pada 2022 dengan pertumbuhan ekonomi hingga 5,4 persen. Adapun tingkat inflasi, di kisaran 3,2 persen. Sementara itu, rupiah akan stabil di kisaran Rp 14.000. Hal ini pun didukung dengan penanganan Covid-19 yang kemungkinan menjadi endemi.

Dengan memperhatikan kondisi yang ada, beberapa sektor dengan prospek pertumbuhan positif yaitu mining khususnya metal, banking, property, dan tower. Ada rekomendasi saham untuk jangka pendek, seperti INCO, ASII, EMTK, TINS, ANTM, ADMR, MDKA, MNCN, juga TPIA.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com