Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chatib Basri Nilai Perang Rusia-Ukraina Bisa Berkepanjangan, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 04/04/2022, 13:59 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom senior Chatib Basri mangatakan perang antara Rusia dan Ukraina berpotensi berkepanjangan atau lebih lama dari perkiraan. Hal ini dilihat dari kekuatan atau sokongan masing-masing negara.

"Jadi ini pesan pertama, karena kalau lihat dari kemungkinannya, kelihatannya war-nya pro long. Itu yang kita harus antisipasi," kata Chatib dalam webinar Indonesia Macro Economic Outlook 2022 di Jakarta, Senin (4/4/2022).

Mantan menteri keuangan ini menilai, Rusia termasuk negara yang kuat baik dari sisi politik maupun ekonomi.

Baca juga: Dukung Ketahanan Energi Nasional, Produksi Migas WK Pangkah Tembus 122 Persen dari Target Awal

Secara konstitusi, Presiden Rusia Vladimir Putin diprediksi mampu mempertahankan posisi orang nomor satu di Rusia hingga tahun 2036.

"Jawabannya, Rusia, Putin, itu kuat bahkan mungkin dia secara konstitusi akan stay sampai tahun 2035 atau 2036," ucap Chatib.

Sementara dari sisi ekonomi, Rusia memang terdampak. Namun, negara besar itu tengah menikmati surplus transaksi berjalan dan memiliki cadangan devisa yang tinggi.

Berdasarkan perkiraan Institute of International Finance (IIF), surplus transaksi berjalan Rusia mencapai 240 miliar dollar AS. Kemudian, cadangan devisa Rusia berupa emas setara 140 miliar dollar AS.

"Dari segi ekonomi, dia terdampak, tapi punya running account surplus selama beberapa tahun, dan punya cadangan devisa yang cukup kuat," beber dia.

Baca juga: PLN Terjunkan 47.090 Personel di 1.500 Posko Siaga Selama Ramadhan

Di sisi lain, negara-negara eropa yang menjadi lawan Putin dan memberikan sanksi ekonomi tidak kalah kuat. Dia tidak memungkiri, perang akan berlangsung lama jika salah satu atau kedua belah pihak tidak mengakhiri perang.

Logika sederhananya kata Chatib, bila negara eropa lebih bertahan lama dengan komitmennya menghentikan pasokan energi dari Rusia, maka Putin mungkin bisa kalah.

Namun jika Rusia lebih kuat terhadap gempuran tersebut dengan surplus neraca transaksi berjalan yang cukup panjang, ada kemungkinan negara-negara Eropa yang akan menyerah.

"Jadi (perang) ini akan tergantung endowment masing-masing negara. Saya tidak mengatakan bahwa mereka akan terus-terusan bertahan, tapi ini akan membuat waktunya panjang," tandas Chatib.

Baca juga: Industri Otomotif Indonesia Diprediksi Kembali Bangkit Tahun Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com