Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Turun karena Kekhawatiran Naiknya Kasus Covid-19

Kompas.com - 06/04/2022, 10:45 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia turun pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) karena meningkatnya kekhawatiran terhadap kasus Covid-19 baru yang dapat memperlambat permintaan.

Namun, penurunan harga minyak itu menjadi terbatas karena kekhawatiran terkait sanksi baru yang akan diberikan ke sektor energi Rusia.

Mengutip CNBC, Rabu (6/4/2022), harga minyak mentah berjangka Brent turun 0,83 persen menjadi di level 106,64 dollar AS per barrel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,28 persen ke level 101,96 dollar AS per barrel.

Pihak berwenang China memperpanjang masa lockdown di Shanghai karena peningkatan kasus Covid-19. Shanghai merupakan kota pusat bisnis dengan sekitar 26 juta penduduk dan menyumbang sekitar 4 persen dari konsumsi minyak China.

Baca juga: Usai Naik, Harga Emas Antam Turun Rp 5.000 Per Gram

Adapun China sendiri merupakan negara importir minyak mentah terbesar di dunia dan konsumen terbesar ke-2 setelah Amerika Serikat. Sehingga kebijakan lockdown akan mengurangi permintaan minyak dari negara itu.

Di sisi lain, negara-negara Barat berencana menjatuhkan lebih banyak sanksi ke sektor energi Rusia. Ini sebagai respons karena meningkatnya kematian warga sipil di Ukraina akibat invasi Rusia.

Pihak Amerika Serikat (AS) menyatakan sanksi baru akan diumumkan pada pekan ini. Uni Eropa juga akan mengusulkan sanksi baru terhadap Rusia, termasuk larangan impor batu bara yang kemudian akan diikuti oleh minyak dan gas.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin dan pendukungnya akan merasakan konsekuensi dari peristiwa di Bucha, di luar Ibu Kota Kyiv, di mana ditemukannya kuburan massal dan mayat terikat ditembak dari jarak dekat.

Baca juga: Daftar Lelang Rumah Murah di Bandung, Harga Awal di Bawah Rp 300 Juta

Sementara pihak Rusia mengatakan, tuduhan Barat bahwa pasukan Rusia melakukan kejahatan perang dengan mengeksekusi warga sipil di kota Bucha, Ukraina, adalah pemalsuan mengerikan yang bertujuan untuk merendahkan tentara Rusia.

Saat ini, Inggris juga sedang mendesak negara-negara Kelompok Tujuh (G7) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk melarang kapal-kapal Rusia berada di pelabuhan mereka, dan menyetujui jadwal untuk menghentikan impor minyak dan gas dari Rusia.

"Ancaman sanksi Eropa terhadap minyak Rusia tetap menjadi risiko naik untuk harga minyak mentah. Namun pelepasan cadangan telah membantu mengurangi sebagian tekanan di tengah gangguan pasokan Rusia," ujar Craig Erlam, Analis Pasar Senior di Oanda.

Seperti diketahui, untuk menenangkan lonjakan harga minyak, negara-negara sekutu AS pada pekan lalu telah menyetujui pelepasan minyak secara terkoordinasi dari cadangan strategis untuk kedua kalinya dalam sebulan.

Baca juga: Cara Cek Penerima BLT UMKM 2022 Rp 600.000 lewat Eform.bri.co.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com