Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR: Saham Dwiwarna di BSI Bisa Jadi "Booster" Industri Keuangan Syariah

Kompas.com - 15/04/2022, 10:30 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Potensi industri halal

Puteri menambahkan, dengan adanya penguatan dari sisi permodalan, BSI harus mampu untuk meningkatkan inovasi dan kapasitas layanan untuk UMKM, ritel, komersial, wholesale syariah, sampai korporasi termasuk untuk mengoptimalkan potensi sukuk global di masa datang.

Lebih jauh dia menjelaskan, tugas seluruh pemangku kepentingan adalah mendorong BSI lebih dalam masuk ke rantai industri halal dan ekosistem Syariah yang lebih luas. Pasalnya ekonomi dan keuangan syariah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dikembangkan secara parsial.

Dia bilang saat ini BSI menaungi 278.255 masjid di Indonesia. Dengan jumlah masjid tersebut, terdapat peluang ekonomi syariah dari potensi penghimpunan zakat, infaq, sedekah dan wakaf (Ziswaf) dengan nilai hampir Rp 400 triliun.

Di sisi lain, industri halal di Indonesia juga memiliki potensi yang tidak kalaH, dengan nilai yang mencapai Rp 4.375 triliun. Dari total nilai tersebut, industri makanan dan minuman halal menyedot porsi terbanyak yaitu senilai Rp 2.088 triliun.

“Ekonomi ini tidak dapat berkembang secara optimal tanpa dukungan sektor keuangan, begitupun sektor keuangan tidak akan tumbuh tanpa permintaan sektor riil,” jelas Puteri.

SDM keuangan syariah

Pengamat ekonomi perbankan dari Binus University, Doddy Ariefianto mengatakan, satu isu utama industri keuangan syariah adalah sumber daya manusia.

Menurutnya belum ada SDM yang menguasai perbankan syariah sebaik perbankan konvensional. Padahal bila melihat jauh ke belakang, Indonesia sudah 30 tahun memiliki bank syariah.

“Sudah saatnya kita memiliki SDM bank syariah yang unggul. Kesenjangan SDM tersebut karena selama ini belum ada bank syariah yang dapat menyaingi bank konvensional besar, baik dari segi aset maupun permodalan, sehingga diversifikasi bisnis pada setiap bank syariah pun terbilang minim,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com