Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

DPR: Saham Dwiwarna di BSI Bisa Jadi "Booster" Industri Keuangan Syariah

Apalagi, industri keuangan syariah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa waktu terakhir.

“Rencana tersebut bisa menjadi booster bagi industri keuangan syariah di tanah air, yang mana pangsa pasarnya masih tergolong sangat rendah, hanya sekitar 10 persen,” kata Puteri dalam siaran pers, Kamis (14/4/2022).

Meski demikian, menurut Puteri jumlah tersebut sudah lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni sekitar 9 persen.

Akan tetapi mengingat Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, total aset keuangan syariah saat ini masih terbilang sangat kecil.

Sebagai contoh, pangsa pasar industri keuangan syariah di Malaysia mencapai sekitar 30 persen, sementara itu negara di Timur Tengah berada di level lebih dari 60 persen.

Dari total aset keuangan syariah di Indonesia, didominasi oleh pasar modal, sedangkan perbankan hanya memiliki market share sekitar 6 persen.

Sebagai informasi, saham Seri A Dwiwarna adalah saham khusus milik negara yang memberikan hak istimewa pada pemegang sahamnya.

Hak yang melekat pada saham itu adalah menyetujui persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS), menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perusahaan, mengusulkan calon anggota direksi dan dewan komisaris, dan juga menyetujui perubahan permodalan perusahaan.

“Hadirnya Saham Dwiwarna di BSI diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia untuk dapat bersaing di pasar keuangan syariah internasional, termasuk memperluas akses pasar asuransi syariah di pasar ASEAN seiring disahkannya ratifikasi protokol AFAS (Asean Framework Agreement on Services) ke-7,” ujar dia.


Potensi industri halal

Puteri menambahkan, dengan adanya penguatan dari sisi permodalan, BSI harus mampu untuk meningkatkan inovasi dan kapasitas layanan untuk UMKM, ritel, komersial, wholesale syariah, sampai korporasi termasuk untuk mengoptimalkan potensi sukuk global di masa datang.

Lebih jauh dia menjelaskan, tugas seluruh pemangku kepentingan adalah mendorong BSI lebih dalam masuk ke rantai industri halal dan ekosistem Syariah yang lebih luas. Pasalnya ekonomi dan keuangan syariah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dikembangkan secara parsial.

Dia bilang saat ini BSI menaungi 278.255 masjid di Indonesia. Dengan jumlah masjid tersebut, terdapat peluang ekonomi syariah dari potensi penghimpunan zakat, infaq, sedekah dan wakaf (Ziswaf) dengan nilai hampir Rp 400 triliun.

Di sisi lain, industri halal di Indonesia juga memiliki potensi yang tidak kalaH, dengan nilai yang mencapai Rp 4.375 triliun. Dari total nilai tersebut, industri makanan dan minuman halal menyedot porsi terbanyak yaitu senilai Rp 2.088 triliun.

“Ekonomi ini tidak dapat berkembang secara optimal tanpa dukungan sektor keuangan, begitupun sektor keuangan tidak akan tumbuh tanpa permintaan sektor riil,” jelas Puteri.

SDM keuangan syariah

Pengamat ekonomi perbankan dari Binus University, Doddy Ariefianto mengatakan, satu isu utama industri keuangan syariah adalah sumber daya manusia.

Menurutnya belum ada SDM yang menguasai perbankan syariah sebaik perbankan konvensional. Padahal bila melihat jauh ke belakang, Indonesia sudah 30 tahun memiliki bank syariah.

“Sudah saatnya kita memiliki SDM bank syariah yang unggul. Kesenjangan SDM tersebut karena selama ini belum ada bank syariah yang dapat menyaingi bank konvensional besar, baik dari segi aset maupun permodalan, sehingga diversifikasi bisnis pada setiap bank syariah pun terbilang minim,” katanya.

https://money.kompas.com/read/2022/04/15/103000926/dpr--saham-dwiwarna-di-bsi-bisa-jadi-booster-industri-keuangan-syariah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke