Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Curhat Banyak Orang Su'udzon dengan Jabatannya sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN

Kompas.com - 20/04/2022, 18:50 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarno Putri mengungkapkan, banyak orang yang berpikiran negatif terhadap dirinya ketika dipilih oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menduduki jabatan di BRIN.

Bahkan, masuknya Megawati ke dalam Badan Riset ini tak sedikit orang beranggapan ada unsur politik.

"Banyak orang bertanya begini, kenapa Ibu Megawati, dia itu ketua umum partai (PDI Perjuangan) nanti di-print, dimainkan politik? Saya bilang, aduh orang-orang pintar ini kok belum apa-apa sudah sering kali su'udzon," kata dia secara daring dalam perhelatan Kick Off & Talkshow Pembentukan Brida, Rabu (20/4/2022).

Baca juga: Heran Ibu-ibu Berebut Minyak Goreng, Megawati: Saya sampai Ngelus Dada

Ia menegaskan kepada seluruh pemerintah daerah (pemda) bahwa dirinya merupakan orang yang netral. Tidak mencampuradukkan politik ke dalam tubuh BRIN. Meski pembentukkan Dewan Pengarah BRIN merupakan besutan dirinya.

"Jadi supaya semua ini, pemerintahan daerah untuk bisa mengerti saya. Saya ini orang yang sangat taat aturan. Kalau tadi Pak Menko PMK mengatakan bahwa ada bagian dari hal di mana riset itu harus objektif, netral," ujarnya.

"Itulah yang saya katakan ketika terbentuknya dewan pengarah, saya bilang, jangan melihat saya sebagai seorang politisi. Saya disuruh di sini oleh Presiden Jokowi. Saya minta di riset itu harus netral dan bukan pembenaran. Tetapi pembenaran tidak pernah mengada-ada," lanjut Megawati.

Ketua Umum Partai PDI Perjuangan ini kembali menjelaskan, terbentuknya Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) merupakan gagasan dari Presiden. Megawati berdalih tidak mengusulkan adanya Litbang di tiap kementerian.

Baca juga: Jejak JHT: Dibuat Megawati, Direalisasikan Jokowi, Lalu Dikritik Puan

"Jadi, kementerian-kementerian ada Litbangnya, itu oleh Presiden loh bukan saya, itu digabungkan. Bukan kehendak saya. Maka itulah dibuat badan, karena badan itu bisa langsung dengan Presiden. Koreksi kalau apa yang saya terangkan salah. Tapi menurut saya itu semua benar. Sekali lagi ini bukan keinginan saya, tetapi keinginan Presiden Jokowi," ucap dia.

Pada 13 Oktober 2021, Kepala Negara melantik Dewan Pengarah BRIN di Istana Negara. Presiden kelima Republik Indonesia (RI) Megawati Soekarnoputri resmi menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN.

Pelantikan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 45 tahun 2021 tentang Pengangkatan Keanggotaan Dewan Pengarah BRIN. Selain Megawati, ada sembilan orang lain yang ditetapkan sebagai Dewan Pengarah BRIN.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa dilantik menjadi Wakil Ketua Dewan Pengarah. Kemudian, Sudhamek Agung Waspodo Soenjoto sebagai Sekretaris Dewan Pengarah. Selanjutnya, enam orang ditetapkan sebagai anggota, yakni Emil Salim, I Gede Wenten, Bambang Kesowo, Adi Utarini, Marsudi Wahyu Kisworo, dan Tri Mumpuni.

Baca juga: Sejarah Indosat: BUMN yang Dijual ke Singapura di Era Megawati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Whats New
Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Whats New
Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com