Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infrastruktur Jalan Makin Bagus, Peluang Bisnis Perusahaan Bus Dinilai Masih Besar

Kompas.com - 13/06/2022, 17:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu moda transportasi yang mudah ditemui masyarakat adalah bus. Kendati pamornya sering dikatakan memudar, moda transportasi publik ini tetap berhasil menemukan pelanggan setianya.

Strategic partner Busworld Southeast Asia dan Founder Haltebus.com A. M. Fikri menjelaskan, bisnis bus punya prospek yang sangat besar seiring infrastruktur jalan yang semakin bagus.

"Mobilitas orang di masa depan, yang mengedepankan kendaraan ramah lingkungan untuk mengurangi perubahan iklim dengan energi terbarukan, membuka peluang untuk bus," jelas dia kepada Kompas.com, Senin (13/6/2022).

Baca juga: Tarif dan Rute Bus Double Decker yang Lintasi Tol Trans Jawa

Pemerhati transportasi bus ini juga menyebut, tren global mendorong penggunaan angkutan umum di negara maju sangat masif. Apalagi dia bilang, Indonesia sudah berkomitmen ikut mengurangi karbon dan pemanasan global.

"Sebab itu, asumsinya penggunaan bus masa depan di Indonesia juga akan didorong oleh pemerintah," imbuh dia.

Dari sisi infrastruktur, Fikri menjelaskan, hadirnya Tol Trans Jawa yang mempersingkat waktu perjalanan juga menjadi katalis positif.

Dampaknya, Fikri bilang, rute perjalanan Jakarta-Solo jadi punya banyak jadwal keberangkatan pagi. Sebelumnya, rute tersebut tidak menyediakan keberangkatan pagi.

Baca juga: Rute KRL Berubah, Transjakarta Tambah Bus Manggarai-Blok M

Layanan bus yang harus dibenahi

Namun begitu, ia membeberkan masih banyak hal yang perlu dibenahi dari layanan bus dan pendukungnya.

Sebagai contoh, Fikri mengungkapkan, pengelolaan terminal harus dibuat lebih nyaman bagi penumpang. Dengan terminal yang nyaman, orang akan memilih naik bus.

"Aksesibilitas masih belum nyaman, pelayanan pengelolaannya juga belum berubah," imbuh dia.

Ia memerinci, sekarang banyak perusahaan otobus menghadirkan banyak inovasi layanan, misalnya dengan menyediakan bus double decker. Namun begitu, tanpa adanya aksesibilitas dan kenyamanan, masyarakat belum akan beralih ke bus.

"Aksesibilitas orang untuk masuk ke dalam layanan bus itu masih dibilang belum maksimal. Misal ada (bus) dobel decker atau suite class itu tidak semua (masyarakat) bisa masuk ke sana, karena masih membandingkan terminal dan stasiun. Pasti orang masih memilih ke stasiun," papar dia.

Untuk itu, Fikri beranggapan, salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan otobus untuk dapat menggaet masyarakat adalah dengan pengembangan teknologi.

Ia percaya, teknologi akan mempermudah akses orang ke layanan bus.

"Teknologi itu juga membutuhkan investasi, ini sering jadi ayam dan telur. Namun, marketing dengan teknologi pasti akan lebih mudah juga," tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com