Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Respons Permintaan Jokowi, Kementan Kembangkan Komoditas Kelapa dan Sagu

Kompas.com - 13/07/2022, 10:34 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) meminta Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengembangkan benih selain padi, seperti singkong, sagu, sorgum, dan jagung guna mendukung substitusi pangan lokal.

Pernyataan tersebut ia sampaikan usai mengunjungi pasar rakyat dan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBPadi), Kabupaten Subang, Jawa Barat (Jabar), dalam rangka kunjungan kerja (kunker) bersama Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), Selasa (12/7/2022).

Merespons permintaan Jokowi, Kementan mengungkapkan akan berkomitmen mengembangkan komoditas andalan lokal untuk menguatkan kebutuhan pangan dalam negeri.

Pengembangan komoditas tersebut, di antaranya adalah sagu dan kelapa genjah sebagai produk asli dari Indonesia.

Baca juga: Harga Komoditas dalam Tren Naik, Wahana Inti Selaras Terbitkan Obligasi Rp 2 Triliun

Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar pada Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementan, Bagus mengatakan bahwa penanaman kelapa genjah sudah dipetakan di beberapa wilayah.

Salah satu pemetaan penanaman kelapa genjah terletak di Sumatera Utara (Sumut) dan beberapa wilayah lain di Pulau Jawa.

"Dua komoditas itu adalah sagu dan kelapa. Kami pilih karena merupakan komoditas asli Indonesia dan sekarang ini sedang kami kembangkan di beberapa wilayah," ujar dalam keterangan keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Rabu (13/7/2022).

Menurut Bagus, kehadiran Jokowi dalam memantau jalannya proses pengembangan benih patut diapresiasi.

Baca juga: Jokowi Apresiasi Pengembangan Benih Unggul Padi oleh Kementan

Sebab, banyak petani yang nampak bersemangat dalam melakukan cocok tanam dengan kehadiran orang nomor satu di Indonesia. Hal ini termasuk dalam membuat perkebunan sagu, sorgum, porang, dan kelapa genjah.

"Dukungan pemerintah dalam mengembangkan sagu dan kelapa muda ini akan bisa lebih besar lagi. Apalagi beliau (Jokowi) sangat konsen sekali dengan pengembangan komunitas yang menjadi andalan Indonesia," imbuh Bagus.

Apresiasi terhadap kinerja Kementan

Sebelumnya, Jokowi juga memberikan apresiasi terhadap kinerja BBPadi Kementan dalam mengembangkan benih unggul yang bisa menghasilkan produksi 9 hingga 12 ton per hektar (ha).

“Menurut saya, pengembangan tersebut adalah lompatan besar dalam mendukung terwujudnya swasembada pangan,” ucapnya.

Baca juga: Jokowi: Swasembada Beras Akan Segera Tercapai

Pada kesempatan yang sama, Mentan SYL menyampaikan terima kasih atas arahan dan dukungan Jokowi terhadap kemajuan benih padi di Indonesia.

Ia mengungkapkan, pihaknya akan menjanjikan pengembangan benih pada komoditas lain guna mendukung terwujud swasembada pangan secara nasional.

"Kami sudah petakan mana saja wilayah-wilayah yang akan ditanami sorgum, sagu, porang, dan lain sebagainya. Kami juga sudah melepas beberapa varietas unggul padi untuk hasil yang jauh lebih baik. Sekali lagi terima kasih kepada Bapak Presiden atas perhatiannya terhadap sektor pertanian," ujar SYL.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com