KOMPAS.com – Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Muhammad Firdaus mengatakan, kebijakan subsidi pupuk masih diperlukan karena menjadi prasyarat berlangsungnya produksi pertanian dan peningkatan produktivitas.
"Kami juga menilai kebijakan mengenai pupuk subsidi perlu disempurnakan," kata Firdaus dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (15/7/2022).
Di sisi lain, Firdaus juga menilai perlu penyederhanaan jenis komoditas sesuai dengan karakter ekonomi, di mana harga tidak boleh mahal.
"Maka, padi, jagung, dan kedelai adalah komoditas yang harus disubsidi," ujarnya.
Lebih lanjut, Firdaus mengomentari pula jenis pupuk subsidi yang tengah diarahkan Kementerian Pertanian (Kementan), yaitu pupuk majemuk NPK.
"Itu juga diperlukan untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk anorganik. Pada saat sama, perlu dilakukan peremajaan tanah," imbuhnya.
Baca juga: Jokowi Apresiasi Pengembangan Benih Unggul Padi oleh Kementan
Firdaus merekomendasikan pemerintah agar lebih mendorong dan memfasilitasi upaya untuk memanfaatkan mikroorganisme sebagai alternatif penyedia unsur hara.
Pemanfaatan mikroorganisme tersebut sekaligus dapat membantu pengendalian organisme pengganggu tanaman dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan.
"Petani dapat diberdayakan untuk penyediaan alternatif tersebut. Upaya penerapan pertanian presisi juga perlu diterapkan. Ini dilakukan dalam ekosistem yang dapat dibangun dengan skema closed loop," terangnya.
Di sisi lain, Firdaus menilai formula 15-10-12 merupakan hal yang bagus dan perlu disosialisasikan secara masif.
"Saya juga menilai alternatif pupuk seperti pupuk organik, perlu mendapat perhatian lebih serius dan perlu mendapatkan subsidi ke depannya," tuturnya.
Firdaus mengatakan, dalam konteks penguatan ketahanan pangan, pupuk perlu disubsidi dalam jangka pendek. Petani pun difasilitasi akses kredit.
Baca juga: Kementan Fokus Subsidi NPK dan Urea, Akademisi Unpad Bagikan Pendapatnya
"Secara bertahap perlu pengalihan anggaran subsidi pupuk ke instrumen lain, seperti subsidi harga pangan pokok, direct income, dan mendukung subsistem agribisnis, irigasi pertanian, asuransi pertanian dan lain sebagainya," jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.