Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS Sebut Tren Ekspor CPO RI Meningkat sejak Larangan Ekspor Dicabut

Kompas.com - 15/07/2022, 13:15 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor minyak kelapa sawit naik atau crude palm oil (CPO) pada Juni 2022, sebesar 862,66 persen atau setara Rp 2,46 miliar. Kemudian, ekspor CPO sebesar 1.763.300 ton.

Sedangkan Mei tahun ini, sebesar 182.800 ton, dan April 2022 sebesar 1.526.200 ton.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, ekspor CPO terus meningkat seiring dicabutnya larangan ekspor pada 23 Mei lalu. Berbeda nilai ekspor sawit RI saat pemerintah memutuskan menghentikan sementara penyalurannya ke negara lain.

"(Minyak kelapa) sawit juga trennya kalau secara umum itu mengalami peningkatan, minyak kelapa sawit ya. Kecuali pada bulan Mei tahun 2022, di mana saat itu memang ada kebijakan dalam negeri yang melarang ekspor minyak kelapa sawit," kata Margo secara virtual, Jumat (15/7/2022).

Baca juga: Kemendag Sebut Tidak Ada Kelangkaan Kapal untuk Ekspor CPO

Margo menambahkan, sawit ini paling banyak diekspor ke Pakistan senilai 450,63 juta dollar AS, China 314,38 juta dollar AS, India 270,57 juta dollar AS dan Bangladesh 160,65 juta dollar AS.

"Ekspor sawit kita ke Pakistan itu meningkat 1958,89 persen. Kemudian ke Tiongkok meningkat 291,10 persen (dibandingkan bulan sebelumnya)," sebutnya.

Kalau dilihat dari kontribusinya, ekspor kelapa sawit Indonesia paling banyak berasal dari Provinsi Riau senilai 982,95 juta dollar AS pada Juni 2022, atau meningkat dibandingkan Mei sebesar 1.064,50 persen.

"Kemudian Sumatera Utara juga penyumbang terbesar untuk ekspor sawit, nilainya di bulan Juni adalah 423,75 juta dollar AS, meningkat 706,83 persen kalau dibandingkan dengan Mei," ujarnya.

Baca juga: BPS: Neraca Perdagangan Indonesia Alami Surplus 26 Bulan Berturut-Turut Sejak Mei 2020

Demikian juga, kontribusi ekspor dari Kalimantan Timur senilai 383,15 juta dollar AS atau meningkat 3.275,17 persen, dan Sumatera Barat 230,13 juta dollar AS atau meningkat sebanyak 1.110,11 persen.

"Memang (kontribusi ekspor CPO paling banyak) terkonsentrasi di Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Sumatera Barat," ucap Margo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com