Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pailit, Bagaimana Nasib Proyek Garapan Istaka Karya? Ini Kata Kementerian BUMN

Kompas.com - 19/07/2022, 11:06 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comPT Istaka Karya (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masuk dalam jajaran perusahaan yang akan dibubarkan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.

Istaka Karya, yang didirikan pada tahun 1980 atau tepatnya berusia 43 tahun ini, sebelumnya bernama PT ICCI (Indonesian Consortium of Construction Industries), yang merupakan konsorsium yang beranggotakan 18 perusahaan konstruksi Indonesia.

Berbagai proyek infrastruktur pemerintah mulai dari, bangunan gedung perkantoran, jalan layang, hingga jembatan sempat dibangung oleh Istaka Karya. Namun kini, Istaka dinyatakan pailit, kondisi pailit dengan nomor putusan 26/Pdt.Sus-Pembatalan Perdamaian/2022/PN Niaga Jkt.Pst Jo.

Lalu bagaimana nasib proyek-proyek garapan BUMN ini?

Baca juga: Utang BUMN Tembus Rp 1.573 Triliun, Erick Thohir: Sehat, karena Modal Lebih Besar

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, proyek–proyek garapan Istaka Karya yang masih dalam kontrak kerja dan saat ini tertunda, masih akan menunggu keputusan dari dari pengadilan dan kurator.

“Semua itu tergantung keputusan dari pengadilan dan kurator, jadi mereka yang memutuskan soal karyawan dan sebagainya. Jadi kita menunggu keputusan dari kuratornya,” kata Arya kepada Kompas.com, Selasa (19/7/2022).

Adapun alasan pembubaran Istaka Karya karena perusahaan tersebut mengalami kondisi keuangan yang tidak sehat, dan utang yang cukup besar.

Adapun beberapa proyek Istaka Karya yang sempat menjadi sorotan, seperti Jalan Layang Kampung Melayu- Tanah Abang, Jembatan Papua, Jalan Tol Cikopo-Palimanan hingga proyek Bandar Udara Internasional Yogyakarta.

Proyek Jalan Layang Kampung Melayu - Tanah Abang sepanjang 2,7 kilometer yang dimulai pada tahun 2010 sempat terkendala di tahun 2012 akibat dugaan adanya penyelewengan dana.

Proyek dilanjutkan pada tahun 2013 dan berada dibawah tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta. Istaka masih turut andil dalam pembangunan tersebut, dengan dukungan dari BUMN konstruksi lainnya, seperti PT Nindya Karya (Persero) dan PT Wijaya Karya Tbk.

Istaka juga mengerjakan proyek Jembatan Papua dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun 2016. Dari 35 jembatan yang akan dibangun, Istaka memegang 14 jembatan dari Habema sampai dengan Mugi. Namun proyek tersebut dihentikan pada tahun 2018 setelah terjadi pembunuhan 31 pekerja Istaka Karya oleh kelompok bersenjata.

Istaka juga mengerjakan proyek Jalan Tol Cikopo-Palimanan. Proyek tersebut terbagi dalam 6 seksi yakni seksi I yakni Cikopo-Kalijati sepanjang 29,12 km, seksi II yakni Kalijati-Subang sepanjang 9,56 km, dan seksi III yaitu Subang-Cikedung sepanjang 31,37 km. Seksi IV yakni Cikedung-Kertajati dengan panjang 17,66 km, seksi V yang menghubungan Kertajati-Sumberjaya sepanjang 14,51 km, dan seksi VI yaitu Sumberjaya-Palimanan sepanjang 14,53 km.

Istaka juga membangun proyek Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta menggantikan Bandar Udara Internasional Adisutjipto. Adapun investasi Bandara Internasional Yogyakarta senilai Rp 9 triliun yang dibangun di atas lahan seluas 600 ha.

Baca juga: Istaka Karya Dinyatakan Pailit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com