JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, pihaknya berencana akan membangun sentra penggilingan padi atau Modern Rice Milling Plant berskala lebih kecil di Merauke.
Buwas, sapaannya, menuturkan, dengan adanya sentra penggilingan ini diharapkan stok beras untuk wilayah Papua dan sekitarnya tidak lagi disuplai dari Surabaya, NTB, ataupun Makassar.
"Jadi nanti kita akan produksi beras-beras di Merauke untuk kepentingan Papua. Karena sekarang ada tol laut, yang bisa mendistribusikan produksi Merauke untuk kepentingan Papua. Jadi nanti Papua tidak lagi disuplai dari Surabaya, NTB, Makassar, dan lain-lain," ujar Buwas saat mengunjungi langsung MRMP yang berlokasi di Kendal, Kamis (21/7/2022).
Baca juga: Buwas: Bulog Bakal Jadi King of Rice
Lebih lanjut Buwas mengatakan, dirinya tidak ingin menggantungkan masyarakat Papua akan komoditas beras lantaran masyarakat di sana lebih akrab dengan komoditas seperti sagu dan umbi-umbian sebagai makanan pokok.
"Jadi salah kalau lihat pangan dari satu sisi beras saja, tidak. Presiden sampaikan, kita harus galakan produksi pangan lokal. Baik di Papua itu produksinya sagu, kiat kuatkan pangan sagu di Papua," jelasnya.
Baca juga: Respons Bulog Usai Peternak Minta Sapi Terinfeksi PMK agar Diserap Jadi Stok
Di kesempatan yang sama, Buwas juga membeberkan salah satu jurus Bulog dalam menghadapi krisis pangan yaitu dengan diversifikasi pangan.
Sebagaimana diketahui, isu krisis pangan terus mencuat menyusul adanya perang Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai.
Buwas menjelaskan, penerapan gerakan diversifikasi pangan bisa dimulai dengan mengganti konsumsi beras ke komoditas pangan yang mengandung karbohidrat lainnya seperti jagung, umbi-umbian, hingga sagu.
"Singkong, jagung, kentang, sagu, ya kekuatan pangan kita harus dikelola untuk pangan secara menyeluruh jangan hanya dihitung dari beras," jelas Buwas.
Baca juga: Buwas: Empat Tahun Berturut-turut Indonesia Tidak Impor Beras
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.