Lebih lanjut, Zaini memaparkan, imbas dari kapal yang tidak melaut adalah turunnya produksi ikan yang didaratkan di bulan Juli 2022.
"Di bulan Agustus nanti akan lebih parah lagi, karena di bulan Juli ini kapal-kapal yang berangkat pada bulan Februari, berangkat Maret kembali. Tapi karena sekarang semakin banyak kapal yang tidak berangkat, maka produksi ikan di bulan Agustus, September ini akan sangat drop, urai dia.
Zaini menekankan, imbas dari banyaknya kapal yang urung melaut adalah berkurangnya produksi ikan. Dengan demikian, hal itu akan membuat jumlah ikan di dalam negeri berkurang dan berpotensi memicu kenaikan harga.
"Ekspor juga sulit, harga permintaan ikan di luar negeri juga mungkin menurun, karena beberapa negara juga krisis. Kalau permintaan luar negeri drop, maka harga di dalam negeri juga akan drop. Ini juga yang harus diwaspadai untuk sisa bulan di tahun 2022. Ini sangat membahayakan," tutup dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.