Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Kenaikan Harga Komoditas Global, Laba Garudafood Terkontraksi 10,5 Persen di Semester I-2022

Kompas.com - 29/07/2022, 21:45 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMOPAS.com - Laba emiten konsumer, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) sampai dengan paruh pertama tahun ini terkontraksi, meskipun pendapatan perseroan meningkat. Ini disebabkan lonjakan harga bahan pokok, imbas dari perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, Garudafood membukukan penjualan sebesar Rp 5,18 triliun pada semeter pertama tahun 2022. Ini meningkat 23,8 persen dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) sebesar Rp 4,18 triliun.

Di sisi lain, beban pokok penjualan meningkat lebih tinggi yakni sekitar 32,1 persen secara yoy, dari Rp 2,97 triliun pada semester pertama tahun lalu, menjadi Rp 3,92 triliun pada paruh pertama tahun ini.

Baca juga: Melonjak 75,1 Persen, Laba BNI Capai Rp 8,8 Triliun pada Semester I 2022

Dengan demikian, laba bersih Garudafood yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk menurun sebesar 10,5 persen secara yoy, dari Rp 201,99 miliar pada kuartal I-2021, menjadi Rp 180,82 miliar.

Direktur Garudafood Paulus Tedjosutikno mengatakan, penurunan laba bersih Garudafood tersebut utamanya dipengaruhi oleh kenaikan harga beberapa komoditas bahan baku sebagai dampak kondisi pandemi dan konflik Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan sehingga memicu kelangkaan kontainer, tingginya freight cost dan kelangkaan bahan baku.

"Tantangan kami saat ini adalah menghadapi kenaikan harga bahan baku yang belum dapat diprediksi kapan akan berakhir," ujar dia dalam keterangan resmi, Jumat (29/7/2022).

Baca juga: Maybank Indonesia Bukukan Laba Rp 663 Miliar di Semester I 2022

Untuk menyiasati kondisi tersebut, Paulus menyebutkan, perseroan melakukan berbagai upaya antara lain, kontrak jangka panjang untuk mendapatkan harga yang stabil dan jaminan pasokan, meningkatkan persediaan untuk mengantisipasi gangguan di jalur logistik bahan baku sehingga kelangsungan proses produksi tidak sampai terganggu.

Selain itu, Garudafood juga memfokuskan untuk menggenjot pertumbuhan volume penjualan produk di kategori fast moving, dengan melakukan ekspansi jalur distribusi, serta digitalisasi sektor logistik.

Terakhir, perseroan telah menaikkan harga jual per kg secara bertahap untuk produk-produk di kategori tertentu sejak Januari 2022.

"Kami optimis pada akhir 2022 kami mampu mencapai pertumbuhan penjualan dan laba bersih yang lebih baik dibandingkan tahun lalu," ucap Paulus.

Baca juga: Tahun Masih Lalu Rugi, Emiten Pelayaran GTSI Akhirnya Raup Laba

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, KemenKop UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, KemenKop UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Whats New
Melirik Undangan Digital, Solusi Modern dan Praktis di Era Teknologi

Melirik Undangan Digital, Solusi Modern dan Praktis di Era Teknologi

Rilis
Kemenperin: Investasi China di RI Capai Rp 451,7 Triliun dalam 4 Tahun Terakhir

Kemenperin: Investasi China di RI Capai Rp 451,7 Triliun dalam 4 Tahun Terakhir

Whats New
5 Cara Transfer BRI ke DANA, Pakai HP hingga ATM

5 Cara Transfer BRI ke DANA, Pakai HP hingga ATM

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com