Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bak Bumi dan Langit, Membandingkan Laba Pertamina Vs Petronas Malaysia

Kompas.com - Diperbarui 31/07/2022, 22:37 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) membukukan laba bersih atau net profit mencapai 2,05 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 29,69 triliun pada tahun anggaran 2021.

Torehan laba bersih perusahaan pelat merah itu naik sebesar 95 persen dari capaian pada 2020 di posisi 1,05 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 15,2 triliun.

Pembukuan laba bersih itu sudah disepakati oleh pemegang saham lewat Rapat umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2021 yang berlangsung pada Juni 2022 lalu. Adapun kinerja keuangan Pertamina itu sudah jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Sebagai catatan saja, pada tahun 2021 Pertamina berhasil mencatatkan pendapatan sebesar 57,51 miliar dollar AS atau jika dirupiahkan setara dengan Rp 832,97 triliun.

Baca juga: Membandingkan Harga Bensin Pertamina Vs Petronas di Malaysia

Perbandingan Pertamina vs Petronas

Banyak orang kerapkali membandingkan kinerja Pertamina dengan Petronas, perusahaan minyak milik pemerintah Negeri Jiran Malaysia.

Meski harus diakui, skala maupun jangkauan bisnis Petronas jauh melampaui Pertamina yang sejatinya lebih dulu berdiri alias lebih tua.

Sebagai informasi saja, Petronas berdiri pada tahun 1974. Sementara Pertamina yang awalnya bernama PT Perusahaan Minyak Nasional berdiri pada tahun 1957 dengan mewarisi sumur-sumur minyak peninggalan Belanda.

Saat booming minyak bumi terjadi, Petronas justru secara perlahan terus bertumbuh menjadi perusahaan minyak multinasional yang selanjutnya menganggkangi Pertamina di belakangnya.

Baca juga: Kenapa Indonesia Impor BBM dari Singapura, Padahal Minyaknya dari Indonesia?

Padahal saat Orde Baru, Indonesia diberkahi dengan banyaknya sumur minyak produktif. Di mana pada periode 1980-an, produksi minyak Indonesia sempat mencapai 1,6 juta barel per hari, di saat bersamaan konsumsi minyak nasional masih rendah.

Bandingkan dengan produksi minyak Indonesia saat ini yang berada di kisaran naik turun 500-700 ribu barel per hari. Karena tak cukup memenuhi kebutuhan minyak nasional yang selalu di atas 1 juta barel per hari, Indonesia pun kini menjadi net importer minyak bumi.

Laba Petronas

Dikutip dari laporan keuangan perusahaan yang dipublikan di laman resminya, Petronas pada tahun 2021 lalu berhasil mencetak laba bersih setelah pajak sebesar RM 48,6 miliar.

Dengan asumsi 1 ringgit Malaysia saat ini sebesar Rp 3.320, maka laba bersih Petronas tahun 2021 adalah sebesar Rp 161,78 triliun. Jumlah laba bersih Petronas setara dengan lebih dari 5 kali lipat dibandingkan dengan laba bersih Pertamina di periode tahun yang sama.

Baca juga: Kilas Balik China-Jepang Rebutan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Membandingkan kinerja laba bersih, tentunya juga tak bisa dilepaskan dari perbandingan jumlah asetnya.

Per 31 Desember 2021, jumlah aset Petronas tercatat sebesar RM 635 miliar atau setara dengan 2.113,87 triliun.

Sementara aset Pertamina menurut laporan keuangan 2021 yang sudah diadit yakni sebesar 78,05 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.156,35 triliun.

Meski jumlah aset Petronas sekitar 2 kali lipat aset Pertamina, namun perusahaan migas Malaysia ini bisa membukukan laba bersih lebih dari 5 kali lipat laba Pertamina.

Baca juga: China Minta APBN RI Tanggung Bengkak Biaya Kereta Cepat, Ini Klarifikasi Pemerintah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com