Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Ancaman Resesi Global, AC Ventures Bagikan Tips Bagi Founder Startup Agar Bisa Bertahan

Kompas.com - 10/08/2022, 19:30 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Resesi global saat ini menjadi salah satu ancaman nyata yang dihadapi oleh perekonomian dunia. Ini tidak terlepas dari lonjakan inflasi di berbagai negara, sehingga memicu normalisasi kebijakan moneter yang agresif.

Founding Partner AC Ventures Pandu Sjahrir menilai, saat ini sejumlah startup sudah terimbas dampak dari resesi global. Di Amerika misalnya, valuasi sejumlah perusahaan di bursa saham turun dalam rentang 30 hingga 80 persen sejak awal tahun.

Menurutnya, kondisi tidak jauh berbeda juga terjadi di Indonesia. Saat ini sudah banyak startup yang mengalami penurunan kinerja serta valuasi, meskipun potensi dari perusahaan masih baik.

Baca juga: 5 Hal Penting Perusahaan Startup Perlu Perhatikan

"Contoh dua tahun terakhir revenue masih naik dua kali lipat, tapi ekspektasi market sudah banyak berubah. Apalagi dengan kenaikan suku bunga. Menurut saya sudah kelihatan beberapa kali seri C atau D perusahaan-perusahaan sudah turun 20 hingga 30 persen," tutur dia dalam keterangan tertulis, Rabu (10/8/2022).

Lebih lanjut Ia bilang, dua tahun lalu memang menjadi tahun emas bagi startup karena pandemi dan masyarakat banyak bergantung pada teknologi. Akan tapi, hal itu tidak berlangsung lama karena krisis ekonomi yang turut menggoyahkan startup.

"Mayoritas founder belum pernah mengalami ini. Menurut saya ini mentally readjustment bahwa market sekarang gini," ujarnya.

Karena itu, Pandu menyarankan para founder untuk mencari strategi lain yang lebih jitu untuk menghadapi kondisi saat ini dan tidak melulu melakukan bakar uang. Sebagaimana diketahui, selama ini banyak perusahaan rintisan yang melakukan bakar uang agar dapat eksis di masyarakat.

Salah satu hal penting yang dapat dilakukan startup menurut Pandu, ialah dengan mempekerjakan talenta-talenta terbaik dalam bidangnya. Dengan demikian, startup tidak perlu merekrut tenaga kerja dalam jumlah besar.

Baca juga: 3 Tips Sukses Bangun Bisnis Startup

"Ayo hire A+ people, jangan hiring 9, tapi hiring 10. Orang yang di ranking 1 itu jauh lebih berharga daripada ranking-ranking lainnya. Kita double down on finding the best people for the team," ujar Pandu.

Cara kedua adalah dari sisi unit economics growth, bagaimana dari sisi bisnis para founder startup bisa menghasilkan uang atau orang mau membayar jasa dari startup mereka.

"Anda juga harus prove Anda bisa passed through cost Anda kepada customer. Artinya Anda punya semacam bargaining power atau semacam pricing power di bisnis Anda," katanya.

Strategi ketiga, lanjut Pandu, para founder startup diharapkan untuk jeli melihat peluang seperti merger dan akusisi (M&A). Ini bisa dilakukan untuk memperbesar bisnis dalam jangka panjang.

"Anda harus melihat cara-cara lain seperti contoh, akuisisi. Bagaimana Anda bisa memikirkan itu. Karena sebagian dari sisi founder belum pernah melakukan dari sisi seperti ini," ucap Pandu.

Baca juga: Erick Thohir Bagi Kunci Sukses Bangun Startup dari Nol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com