BrandzView
Konten ini merupakan hasil interview Kompas.com dengan Grab

Dari Peta Digital hingga Investasi, Berikut 3 Inovasi Buatan Talenta Lokal di ID Tech HQ - Grab untuk Pengguna dan Mitra

Kompas.com - 12/08/2022, 12:37 WIB
Aningtias Jatmika,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sejak diresmikan pada November 2020, ID Tech HQ - Grab yang semula bernama Grab Tech Center telah sukses menghadirkan ratusan inovasi teknologi di ekosistem Grab dan OVO. Ratusan aplikasi ini tak hanya ditujukan bagi pengguna, tetapi juga pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan pedagang pasar tradisional.

Untuk diketahui, ID Tech HQ - Grab merupakan pusat inovasi regional Grab di Indonesia yang difokuskan untuk meriset, merancang, mengembangkan, serta menguji coba berbagai inovasi teknologi yang dikhususkan bagi UMKM dan pedagang pasar. Bahkan, tak sedikit inovasi buatan dan hasil kontribusi talenta lokal ini diimplementasikan pada negara-negara operasional Grab lainnya di Asia Tenggara.

Jauh sebelum memperkenalkan ID Tech HQ, Grab telah memiliki Pusat Penelitian dan Pengembangan (R&D Centre) di Indonesia. Kehadiran pusat penelitian ini menunjukkan dedikasi jangka panjang Grab untuk mendorong perkembangan teknologi di Tanah Air.

Salah satu inovasi unggulan yang hadir berkat kontribusi talenta Indonesia di bawah naungan ID Tech HQ - Grab adalah GrabMaps. Peta digital ini memiliki tingkat akurasi tinggi dan sesuai dengan kondisi jalan yang sebenarnya. Bahkan, peta tersebut juga memuat gang atau jalan sempit yang biasanya tidak terdeteksi pada peta digital lain.

Dengan demikian, mitra UMKM dan pedagang tradisional yang berlokasi di gang atau jalan sempit dapat lebih mudah dijangkau. Hal ini juga membantu mitra pengemudi untuk memangkas waktu pengiriman produk kepada konsumen. Pasalnya, berkat peta ini, titik pengiriman dan pengantaran menjadi lebih akurat sehingga mengurangi waktu berkoordinasi atau pencarian alamat.

Senior Map Operations Manager GrabMaps Indonesia Ariek Wibisono mengatakan bahwa GrabMaps merupakan peta digital dengan teknologi hyperlocal yang dibutuhkan oleh Grab saat ini.

“GrabMaps lahir karena kebutuhan Grab untuk memiliki sistem pemetaan yang selalu up-to-date sesuai kondisi terkini. Terlebih, untuk Asia Tenggara, termasuk Indonesia, yang memiliki karakteristik jalanan yang cenderung unik dan kerap berubah,” ujar Ariek kepada Kompas.com, Rabu (10/8/2022).

Senior Map Operations Manager GrabMaps Indonesia Ariek Wibisono.Grab Senior Map Operations Manager GrabMaps Indonesia Ariek Wibisono.

Seperti diketahui, negara-negara di Asia Tenggara memiliki banyak gang atau jalan sempit yang hanya dapat dilalui kendaraan roda dua. Selain itu, masih banyak pula titik lokasi kurang terperinci dalam pemetaan.

Dalam operasional Grab, peta dan rute perjalanan merupakan kunci utama. Oleh sebab itu, ekosistem ini membutuhkan jaringan pemetaan yang dapat diperbarui secara cepat, komprehensif, dan akurat.

Sebelum kehadiran GrabMaps, kebutuhan akan hal tersebut belum terpenuhi. Padahal, kondisi di lapangan yang berubah dengan cepat menuntut layanan peta digital menyajikan data secara cepat pula.

Atas dasar itu, Grab memutuskan untuk membuat sendiri teknologi pemetaan dan geolokasi dengan kontribusi dari talenta-talenta yang ada di ID Tech HQ - Grab.

“Saat ini, tim GrabMaps Indonesia terbilang merupakan tim yang memiliki talenta terbanyak. Tim ini bertanggung jawab untuk memastikan berbagai proses dan operasi lapangan,” tutur Ariek.

Talenta-talenta teknologi lokal tersebut, lanjut Ariek, telah berhasil memetakan 22 juta titik lokasi atau point of interest (POI) di lebih dari 200 kota di Indonesia dalam GrabMaps. Titik ini akan terus bertambah sesuai dengan perkembangan kondisi lapangan. Sementara itu, jalanan yang telah dipetakan pun mencapai lebih dari 500.000 kilometer atau setara dengan mengelilingi bumi sebanyak 12,5 kali.

Selain GrabMaps, Grab juga memungkinkan mitra UMKM dan pedagang pasar tradisional untuk bisa lebih cepat mengembangkan usaha dan menjangkau lebih banyak konsumen melalui inovasi GrabMerchant yang dihadirkan ID Tech HQ - Grab.

(Baca juga: ID Tech HQ: Markas Grab Regional di Indonesia untuk Inovasi Teknologi bagi UMKM dan Pedagang Pasar)

GrabMerchant merupakan platform all-in-one bagi mitra merchant, seperti resto, pedagang pasar, dan UMKM untuk memasarkan produknya kepada pengguna Grab.

Salah satu fitur yang diunggulkan GrabMerchant adalah fitur Pendaftaran Mandiri atau self-onboarding melalui smartphone. Fitur ini memungkinkan para calon mitra merchant untuk melakukan pendaftaran hanya dalam waktu 1-3 hari. Sebelumnya, pendaftaran GrabMerchant membutuhkan waktu 3 minggu atau lebih. Pasalnya, proses ini dilakukan secara semimanual melalui portal web.

Senior Software Engineer GrabMerchant Audry NyonataGrab Senior Software Engineer GrabMerchant Audry Nyonata

Senior Software Engineer GrabMerchant Audry Nyonata mengatakan, saat diluncurkan pada 2020, aplikasi GrabMerchant masih mengandalkan proses semimanual yang dimotori tim sales di lapangan.

“Dengan wilayah Indonesia yang luas dan jumlah UMKM dan pedagang pasar yang banyak, pendaftaran satu merchant bisa memakan waktu tiga minggu atau lebih. Pasalnya, proses ini benar-benar mengandalkan bantuan dari tim sales. Oleh sebab itu, guna membantu merchant untuk lebih cepat mendigitalisasi produk dan layanan serta mendukung akuisisi merchant yang lebih scalable, GrabMerchant menciptakan fitur Pendaftaran Mandiri,” ujar Audry.

Audry menjelaskan, di fitur tersebut, pihaknya mengembangkan peningkatan pengalaman user interface (UI) dan user experience (UX) dalam seluruh aspek aplikasi, termasuk proses verifikasi identitas. Dengan demikian, pendaftaran mitra GrabMerchant yang semula memakan waktu lama dapat berlangsung dengan cepat dan mudah. Menariknya lagi, fitur ini juga diboyong ke Thailand untuk diimplementasikan di Negeri Gajah Putih.

(Baca juga: Kemenkop UKM dan Grab Sinergi Dorong UMKM Onboarding Digital)

Tak hanya pemenuhan kebutuhan sehari-hari lewat GrabMerchant, ID Tech HQ - Grab juga membantu pengguna untuk berinvestasi melalui OVO Invest.

Lewat OVO Invest, pengguna dapat berinvestasi pada produk reksa dana. Selain mengunggulkan fitur pencairan cepat dalam hitungan detik, OVO Invest juga membantu investor pemula untuk memulai investasi dengan modal terjangkau, yakni mulai Rp 10.000.

Senior Product Manager OVO Invest Wilson CristianKompas.com/Aningtias Jatmika Senior Product Manager OVO Invest Wilson Cristian

Senior Product Manager OVO Invest Wilson Cristian mengatakan, literasi keuangan pasar modal di Indonesia masih tergolong rendah, yaitu hanya berkisar 5 persen.

“OVO Invest dibangun untuk mendukung peningkatan inklusi finansial bagi seluruh generasi di Indonesia. OVO Invest membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia, khususnya investor pemula, untuk berinvestasi dengan aman, cepat, dan mudah,” tutur Wilson.

Pada kesempatan tersebut, Wilson juga menjelaskan bahwa sejak diluncurkan pada awal 2021, OVO Invest telah mencatatkan lebih dari 1 juta investor. Angka ini setara dengan 15 persen dari jumlah investor reksa dana nasional berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Kehadiran tiga inovasi tersebut merupakan salah satu bentuk capaian membanggakan para talenta lokal yang berasal dari ID Tech HQ - Grab. Hal ini juga menegaskan kualitas dan kemampuan talenta lokal yang berdaya saing global.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com