Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan BI Masih Pertahankan Uang Logam

Kompas.com - 18/08/2022, 21:42 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan uang logam atau uang koin sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia meskipun penggunaannya semakin menurun.

Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim mengatakan, masih ada masyarakat di beberapa wilayah yang membutuhkan uang logam sebagai alat pembayaran sehari-hari.

"Kebetulan seperti di Yogyakarta itu uang-uang jaga siskamling itu atau jimpitan itu masih memerlukan uang-uang logam Rp 1.000. Nah itulah kalau dikasih uang Rp 1.000 kertas kan nanti terbang atau bagaimana," ujarnya saat Taklimat Media virtual, Kamis (18/8/2022).

Baca juga: Uang Rupiah 2016 Diperkirakan Bakal Hilang dalam 4 Tahun ke Depan

Dia menjelaskan, sudah menjadi tugas BI untuk selalu menyediakan kebutuhan uang kartal dalam jumlah yang cukup, dalam kondisi yang layak edar, dan sesuai dengan pecahan yang dibutuhkan oleh masyarakat, termasuk uang koin.

Selama masih ada masyarakat yang membutuhkan uang logam untuk alat pembayaran sehari-hari, BI akan berupaya menyediakannya sesuai kebutuhan.

"Nah 3 inilah yang kami penuhi sehingga uang-uang (logam) Rp 1.000 tadi itu masih bisa untuk kita pertahankan walaupun jumlahnya itu berbeda (dengan uang kertas)," jelasnya.

Baca juga: Cara Penukaran Uang Baru Emisi 2022 via Online

Jumlah uang logam makin turun

Dia melanjutkan, BI tidak mencetak uang logam dalam jumlah yang banyak seperti uang kertas lantaran kebutuhan masyarakat akan uang logam saat ini semakin turun.

Menurut Marlison, berkurangnya penggunaan uang logam atau uang dengan pecahan kecil terjadi seiring dengan masifnya penggunaan uang elektronik atau nontunai.

"Sebagai contoh, dulu pada waktu masih tol itu uang kecil sangat tinggi sekali. Dengan adanya sekarang nontunai, (penggunaan uang logam) sangat menurun sekali untuk uang tunai," ucapnya.

Baca juga: Peredaran Uang Palsu Turun, tapi Bentuknya Makin Mirip Asli

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Whats New
Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Work Smart
Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Whats New
BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Whats New
Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Whats New
Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Whats New
Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Whats New
Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Whats New
Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Whats New
Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Whats New
BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

Whats New
[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com