BrandzView
Konten ini merupakan hasil interview Kompas.com dengan Grab

Mengupas OVO Invest dengan Fitur Pencairan Cepat Besutan Talenta Indonesia

Kompas.com - 18/08/2022, 20:40 WIB
Aningtias Jatmika,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2019 menemukan bahwa indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 38,03 persen. Sementara itu, literasi terkait pasar modal hanya berada pada level 4,92 persen.

Itu berarti, pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang memengaruhi sikap serta perilaku masyarakat dalam pengelolaan keuangan untuk mencapai kesejahteraan masih tergolong rendah.

Hasil survei tersebut diperkuat dengan temuan OVO pada 2020. Riset yang dilakukan terhadap 480 responden dari 10 kota di Indonesia itu menemukan bahwa sebanyak 50 persen generasi milenial menganggap investasi bukan sebagai prioritas.

Khusus reksa dana, studi itu juga mendapati penyebab milenial enggan menanamkan uang di instrumen investasi tersebut. Sebanyak 5 dari 10 milenial menganggap reksa dana sebagai instrumen investasi yang berisiko tinggi dan sulit dicairkan.

Berkaca pada hasil studi tersebut, OVO pun berinovasi. Di bawah naungan ID Tech HQ – Grab, OVO menghadirkan layanan OVO Invest yang mengintegrasikan platform e-money dan e-investment di aplikasi OVO.

Senior Product Manager OVO Invest Wilson Cristian mengatakan, lewat layanan yang diluncurkan pada awal 2021 itu, pengguna dapat bertransaksi sekaligus berinvestasi, khususnya reksa dana, tanpa perlu mengunduh berbagai macam aplikasi.

“Dalam satu aplikasi OVO, pengguna bisa bertransaksi serta berinvestasi dengan aman, cepat, dan mudah,” ujar Wilson kepada Kompas.com, Rabu (10/8/2022).

(Baca juga: Dari Peta Digital hingga Investasi, Berikut 3 Inovasi Buatan Talenta Lokal di ID Tech HQ - Grab untuk Pengguna dan Mitra)

Wilson menilai, asumsi bahwa proses investasi, termasuk pencairan dana, cenderung ribet, sulit, dan lama menjadi salah satu penyebab skor indeks literasi investasi pasar modal rendah.

Sebagai informasi, investor biasanya membutuhkan waktu maksimal tujuh hari kerja untuk mencairkan dana investasinya.

Senior Product Manager OVO Invest Wilson Cristian menjelaskan berbagai fitur dan keunggulan OVO Invest di Jakarta, Rabu (10/8/2022).Kompas.com/Aningtias Jatmika Senior Product Manager OVO Invest Wilson Cristian menjelaskan berbagai fitur dan keunggulan OVO Invest di Jakarta, Rabu (10/8/2022).

Untuk menjawab tantangan yang dihadapi para pengguna, OVO Invest pun menghadirkan fitur Pencairan Cepat atau Real Time Redemption pada ekosistemnya. Dengan fitur ini, pengguna dapat melakukan pencairan reksa dana dalam hitungan detik. Produk investasi dengan fitur Pencairan Cepat ini pun didapuk sebagai terobosan baru yang pertama tersedia di Indonesia.

“Hanya dengan tiga sampai empat kali klik di aplikasi OVO, pengguna sudah bisa mencairkan reksa dana dalam hitungan detik. Dana ini bahkan bisa langsung digunakan untuk bertransaksi,” jelas Wilson.

Tak hanya fitur Pencairan Cepat, lewat layanan OVO Invest, investor pemula juga bisa terjun ke dunia investasi dengan modal terjangkau, yakni mulai Rp 10.000. Pendaftarannya pun tidak membutuhkan akun bank.

Lebih dari 1 juta investor

Wilson menuturkan, OVO Invest dibangun untuk mendukung peningkatan inklusi finansial bagi seluruh generasi di Indonesia.

“OVO Invest membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia, khususnya investor pemula, untuk berinvestasi dengan aman, cepat, dan mudah,” kata alumnus Universitas Indonesia (UI) itu.

Berkat berbagai inovasi yang dihadirkan OVO Invest, layanan tersebut kini telah mencatatkan lebih dari 1 juta investor. Angka ini setara dengan 15 persen dari jumlah investor reksa dana nasional berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Berbagai inovasi tersebut, lanjut Wilson, juga tak lepas dari dukungan ID Tech HQ – Grab. Pusat inovasi regional Grab di Indonesia untuk UMKM serta pedagang pasar itui telah menelurkan ratusan inovasi pada aplikasi Grab dan OVO.

(Baca juga: ID Tech HQ: Markas Grab Regional di Indonesia untuk Inovasi Teknologi bagi UMKM dan Pedagang Pasar)

Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan, ID Tech HQ - Grab menjadi wadah bagi talenta-talenta lokal untuk melahirkan solusi teknologi yang inovatif.

“Solusi itu mencakup manajemen, desain, dan analisis produk, serta software, quality assurance, backend, mobile front-end, dan site reliability engineering,” jelas Neneng.

Untuk diketahui, sebagai perusahaan yang berfokus pada inovasi teknologi, Grab telah memiliki Pusat Penelitian dan Pengembangan (R&D Centre) di Indonesia sejak 2017. Kemudian, Grab meresmikan Grab Tech Center pada 2020 yang kini bernama ID Tech HQ - Grab.

Tak hanya ditujukan bagi pasar Indonesia, berbagai inovasi yang lahir di ID Tech HQ - Grab juga diterapkan di negara-negara operasional Grab lain di Asia Tenggara. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki talenta teknologi lokal berkualitas yang berdaya saing global.

“Keberadaan ID Tech HQ - Grab menegaskan komitmen jangka panjang Grab untuk menghadirkan ratusan inovasi teknologi yang akan terus bertambah dan bertumbuh guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya, lewat peningkatan inklusi finansial di Tanah Air,” kata Neneng.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com