Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Data 26 Juta Pelanggan Indihome, Telkom: Harganya Rp 470.000, Hanya Data "Browsing History"

Kompas.com - 23/08/2022, 06:03 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mengungkapkan, harga yang diklaim sebagai data 26 juta pelanggan IndiHome yang dijual di situs gelap hanya sekitar Rp 470.000. Data tersebut ternyata bukanlah data pelanggan IndiHome.

Senior Vice President Corporate Communication and Investor Relations Telkom Ahmad Reza mengatakan, angka tersebut diketahui saat pihaknya terpaksa membeli data tersebut untuk melakukan investigasi lebih lanjut.

"Pada saat kemarin ribut-ribut kami juga ikut di forum akhirnya, beli juga. Pengen tahu datanya bener enggak sih? Nah datanya itu angkanya kurang lebih yang kemarin beredar itu sebesar 0,009478 bitcoin atau Rp 470.000 untuk data sebanyak 26 juta," ujarnya saat konferensi pers di Telkom Land Mark Tower, Jakarta pada Senin (22/8/2022).

Baca juga: Akui Simpan Riwayat Penelusuran Pelanggan, Telkom: Sesuai Amanat UU Telekomunikasi

Besaran harga itulah yang membuat manajemen Telkom menyangsikan kebenaran data tersebut. Kendati demikian, proses investigasi harus tetap dilakukan untuk memastikan data tersebut bukanlah data pelanggan layanan IndiHome.

Saat diinvestigasi pun akhirnya terbukti bahwa data yang dijual berbeda dengan data pengguna IndiHome yang tersimpan di sistem perusahaan. Menurut dia, berdasarkan hasil investigasi, data yang dijual di forum breached.to berjumlah 26.730.790 record dengan komposisi browsing history dan data pribadi.

"Kami lihat yang beredar, data yang dijual Rp 470.000 untuk 26 juta data ya kami bisa melihat kualitas datanya seperti apa. Hanya saja di masyarakat 'Wah data kami hilang nih, data kami dijual lagi'," imbuhnya.

Padahal kata dia, setiap perusahaan pasti menyimpan data pelanggannya dengan ketat dan rahasia menggunakan sistem pengamanan terbaik.

"Kasihan masyarakat sebenarnya. Enggak gitu juga jual data, katanya data diumbar segala macam. Ini butuh edukasi ke masyarakat juga kalau data tidak semudah itu diambil orang saat ini. Data juga sangat diproteksi semua institusi," tukasnya.

Sementara VP Network/IT Strategy, Technology, and Architecture Telkom Rizal Akbar menambahkan, data pelanggan sebuah perusahaan bernilai tinggi jika dijual.

"Kalau nilainya, value-nya buat kita kalau itu benar (data pelanggan IndiHome) pasti sangat tinggi nilainya," ucap Rizal.

Oleh karena itu, pihaknya berupaya menjaga data pelanggan dengan baik dan sangat berhati-hati dalam keamanannya agar data-data milik pelanggan tidak bocor ke luar.

"Karena buat kami data itu adalah nomor satu yang buat kami itu sesuatu yang harus kami jaga. Itu terkait juga dengan kepercayaan pelanggan terhadap institusi, terhadap organisasi bisnis ini," tutur Rizal.

Baca juga: Hasil Investigasi Kebocoran Data, Telkom: Tidak Ada Data ID Pelanggan IndiHome yang Valid

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com