Lebih jauh, Gunawan menyadari kebutuhan perusahaan dan organisasi untuk pindah ke komputasi awan besar sekali, tetapi masalahnya kemampuannya belum ada. Untuk itu, AWS melihat pentingnya untuk dapat berinvestasi ke partner ecosystem.
"Di luar itu, ada potensi korporasi besar membutuhkan tangan bantuan kontraktor tambahan. Orang saya lagi belajar, saya mau tambahin sekarang nih tolong ada yang pindahin ke cloud. Di sini kami invest untuk local system integrator, local consulting company, dan juga global consulting company," terang dia.
Terkait dengan efisiensi biaya yang banyak dilakukan startup karena perlambatan penanaman investasi belakangan ini, AWS mengaku selalu menawarkan ongkos yang paling efektif dalam memberikan layanan kepada perusahaan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, AWS membentuk tim guna melihat apakah sebuah perusahaan telah memanfaatkan ongkos dengan optimal dalam pengolahan pusat datanya.
"Yang namanya cloud computing journey itu bukan sekadar bicara soal diskon di depan, banyak yang berpikir masih seperti belanja hardware atau software yang nawar harga di depan," ujar dia.
"Sizing pertama harus bener, jadi yang namanya cloud computing agar dapat terealisasi ekonomisnya bagus, sizing dan arsitekturnya harus benar," timpal dia.
Gunawan mengaku, dalam menjalankan bisnis AWS selalu berpusat pada keinginan dan kebutuhan konsumen.
"Penting untuk kami membantu mereka (korporasi) untuk adopsi cloud-nya. Selain itu, kami perlu edukasi korporasi juga melalui solution architech. Untuk membantu customer migration lebih bagus kami juga invest di customer succes manager," terang dia.
Gunawan memerinci, infrastruktur AWS menawarkan lebih dari 200 layanan untuk segala kebutuhan teknologi cloud computing dengan latar belakang yang berbeda untuk setiap bisnis perusahaan, seperti data lake dan analitik, machine learning dan artificial intelligence (AI), serta internet of things (IoT). Sebanyak 90 persen dari jumlah layanan ini merupakan hasil umpan balik dari kebutuhan konsumen.
Sebagai informasi, organisasi-organisasi di Indonesia yang telah berhasil memigrasikan mission-critial workloads mereka ke cloud, yakni Adskom, Amartha, Anter Aja, ASEAN Foundation, Bhinneka, Bizzy, Bridestory, Bank Commonwealth Indonesia, Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Elevenia, FinAccel, Happyfresh, Haldin, Hara Token, Halodoc, Jawa Pos, Kumparan, Kompas, Lion Air, MNC Group, Mamikos, Optik Melawai, Optik Seis, Sayurbox, Sekolah.mu, Shipper, SiCepat, Simak Online, Sociolla, The Body Shop, Tokopedia, Traveloka, serta XL Axiata.
Hingga kini, AWS telah melatih lebih dari 300.000 talenta digital terhitung sejak tahun 2019 melalui berbagai program pelatihan andalan seperti Laptops for Builders dan AWS re/Start.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.