Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahlil: Kalau Kita Tidak Ciptakan Lapangan Kerja, Kampus Bisa Jadi Pabrik Pengangguran

Kompas.com - 04/10/2022, 16:05 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mendorong seluruh mahasiswa di Indonesia untuk berwirausaha sehingga menciptakan lapangan kerja baru.

Selama ini kata dia, setelah lulus mahasiswa lebih ingin menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), karyawan BUMN, TNI, dan Polri ketimbang menjadi wirausahawan.

"Kalau ini tidak kita ciptakan lapangan pekerjaan, seluruh kampus dari Aceh sampai Papua akan menjadi pabrik pengangguran intelektual dan ini berbahaya sekali. Ini masalah besar," ujarnya saat menjadi pembicara Orasi Ilmiah di Kampus Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Selasa (4/10/2022).

Baca juga: Simak Sektor Saham Pilihan Mirae Asset Sekuritas pada Oktober 2022

Bahlil mengatakan kebutuhan PNS per tahunnya hanya 1 juta pegawai. Sementara orang yang membutuhkan pekerjaan sebanyak 7 juta.

Oleh karena itu kata dia, para lulusan universitas harus menciptakan lapangan kerja baru. Hal itu akan membantu penyerapan tenaga kerja.

"Bayangkan hari ini, PNS, BUMN, TNI, Polri 1 tahun itu cuma satu juta maksimal (dibutuhkan). Lapangan pekerjaan hari ini orang butuh 7 juta, angkatan kerja 2,9 juta per tahun. Pasca Covid-19, itu lima sampai enam juta," sebutnya.

Bahlil juga mengingatkan para mahasiswa untuk tidak berkecil hasil jika mendapatkan nilai yang kurang baik di kampus. Ia menceritakan, Indeks Prestasi (IP) dirinya semasa duduk di perguruan tinggi hanya diangka 2,7.

Baca juga: Menkop Sebut UMKM Perlu Jalin Kemitraan dengan Usaha Besar


Meskipun IP tidak terlalu tinggi namun Bahlil membuktikan bahwa ia bisa meraih kesuksesan hingga kini jadi salah satu menteri di Kabinet Indonesia Maju.

"Dosen enggak kasih saya nilai, saya demo dosen karena itu IP saya cuma 2,7. Yang pintar-pintar, bolehlah kalian pintar. Saya jujur saja IP saya cuma 2,7 S1, tapi jadi menteri juga barang ini," ucapnya.

Bagi dia, nilai indeks prestasi yang tinggi tak menjamin kesuksesan.

"Nilai itu udah enggak menjamin, nilai enggak menjamin. Yang menjamin itu leadership, pergaulan, zikir yang banyak," pungkasnya.

Baca juga: Program Kartu Prakerja Lanjut Tahun Depan, Peserta Bakal Terima Insentif Rp 4,2 Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com