Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi 2023 Diprediksi Melambat, Bos LPS Sebut Punya Cara Jitu untuk Mengatasinya

Kompas.com - 06/10/2022, 13:48 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai pihak banyak yang khawatir akan kondisi ekonomi global di tahun depan yang diprediksi akan lebih melambat dari tahun ini. Bahkan beberapa pihak menyebut tahun depan akan ada banyak negara yang masuk ke jurang resesi.

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, Indonesia saat ini sudah menemukan strategi jitu untuk mengantisipasi tekanan dari gejolak eksternal sehingga kondisi perekonomian nasional di 2023 tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

"Kalau saya lihat dari pengalaman kita selama ini dan dari strategi yang sudah kita terapkan selama ini, kita sudah menemukan cara yang jitu untuk menghindari atau meringankan tekanan dari perkembangan dari luar Indonesia. ini kalau saya lihat kita masih bisa akan tumbuh dengan baik tahun depan," ujarnya saat webinar Kiprah LPS dalam Stabilisasi dan Penguatan Sektor Keuangan

Baca juga: Bos OJK soal Ancaman Resesi Ekonomi 2023

Dia juga mengimbau kepada pelaku industri perbankan agar tidak perlu takut dan pesimistis terhadap prospek perekonomian nasional ke depan.

Pasalnya, jika melihat histrorikal siklus bisnis di Indonesia, diperkirakan dunia usaha nasional masih bisa terus berekspansi setidaknya sampai tahun 2028 bahkan sampai 2031 jika strategi yang diambil sangat tepat.

"Siklus bisnis kita itu 7 tahunan, paling pendek. Kita baru resesi tahun 2020 kemarin dan baru mulai keluar 2021, harusnya kita bisa ekspansi terus paling tidakk sampai 2028 nanti paling tidak. kalau kita pintar sedikit bisa 10 tahun," jelasnya.

Baca juga: Ada Ancaman Resesi Global, UOB Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh Positif 5,4 Persen di Kuartal III-2022

 


Oleh karenanya, untuk menghadapi tantangan perekonomian ke depan diperlukan optimalisasi pemanfaatan siklus bisnis yang ada sehingga apapun prospek bisnis ke depan, dunia usaha masih bisa terus bertahan.

"Tinggal pinter-pinternya kita bagaimana kita bisa mengoptimalkan momentum siklus bisnis ke atas yang sedang terjadi. Jadi kita tidak usah khawatir tentang prospek ke depan," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com