Suara peternak
Ketua Koperasi Tani Ternak Literasi Sumber Rejeki, Tomi Distianto menjelaskan, edufarm literasi bertujuan sebagai tempat pembelajaran bagi masyarakat dari berbagai usia, tentang pengelolaan ekosistem tani-ternak yang terintegrasi dengan baik.
Untuk pembelajaran pertama adalah pembuatan silase yakni, pengelolaan limbah pertanian menjadi pakan ternak fermentasi. Ini merupakan solusi yang ditawarkan Petrokimia Gresik terhadap kelompok, untuk mengatasi masalah pembakaran limbah pertanian yang berdampak buruk bagi lingkungan.
“Saat ini, kelompok mampu mengolah limbah pertanian sebanyak 60 ton per tahun menjadi silase. Tidak hanya dimanfaatkan untuk ternak sendiri, tapi juga dijual ke beberapa peternak sapi di wilayah Kabupaten Lamongan,” ujar Tomi.
Tidak hanya itu, pembuatan media tanam berbahan limbah ternak dengan merk 'Literasi' juga sudah dipatenkan. Produk sudah dipasarkan di Lamongan, Jombang, Tuban, Gresik, Bojonegoro, Mojokerto, hingga Malang. Dengan sebelum dipasarkan, media tanam diaplikasikan dulu di kebun percobaan yang memanfaatkan lahan tidur di sekitar kandang.
Kebun lantas ditanami dengan berbagai tanaman hortikultura dan tanaman toga, seperti tomat, cabai, kunyit dan lain sebagainya. Di mana hasil panen, kemudian digunakan oleh istri peternak sebagai bahan baku usaha catering dan minuman jamu kunyit asam.
“Dengan demikian, ibu-ibu yang ada di Desa Sumbersari juga terberdayakan dan dapat menambah penghasilan keluarga," ucap Tomi.
Selain menjadi media tanam, limbah kotoran sapi juga diolah menjadi biogas sebagai bahan bakar kompor dan lampu, untuk aktivitas operasional di kandang. Sedangkan residu biogas cair dimanfaatkan menjadi akuakultur, residu padat menjadi media budidaya cacing yang juga bernilai ekonomi, sehingga tidak menyisakan limbah yang terbuang sia-sia (zero waste).
Sementara pada aspek pengelolaan usaha, masyarakat juga bisa belajar mengelola smart agribusiness yang saat ini dijalankan oleh Koperasi Tani Ternak Literasi Sumber Rejeki. Di mana koperasi ini telah menerapkan sistem bank literasi, yang memberikan kemudahan bagi peternak maupun petani padi dalam mengakses Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau (AUTS/K) dan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
Dalam agenda ini, peternak hanya perlu menyetorkan 15 karung kotoran sapi sebagai pengganti premi asuransi, yang dibayarkan koperasi untuk satu ekor sapi. Peternak juga dapat mengirim kotoran ternak kepada koperasi, dengan pengganti jasa Rp3.000 per karung.
Sementara untuk petani padi yang ingin mendaftar AUTP, mereka cukup menukarkan 15 karung jerami atau limbah padi, untuk mengasuransikan satu hektare lahan padi mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.