Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Membentuk Ekosistem "Smart" Agrobisnis Peternakan Sapi di Lamongan

Kompas.com - 10/10/2022, 20:00 WIB
Hamzah Arfah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Petrokimia Gresik terus meningkatkan pendampingan program literasi atau lingkungan peternakan sapi terintegrasi, dengan mendorong pengembangan edufarm di Desa Sumbersari, Kecamatan Sambeng, Lamongan, Jawa Timur.

Adapun dalam program literasi yang dilaksanakan, menerapkan ekosistem smart agrobisnis yang mampu menciptakan solusi risiko pertanian dan peternakan melalui asuransi dan tabungan, dengan berbasis limbah pertama di Jawa Timur.

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan, cikal bakal program tersebut berawal dari 'Suri Insap' atau Sumbersari Industri Sapi, yang dijalankan oleh Kelompok Tani Ternak Sumber Rejeki mulai tahun 2018. Saat itu, hanya berfokus pada pengelolaan limbah pertanian menjadi pakan fermentasi atau silase.

"Melalui berbagai pembinaan berkelanjutan, program ini terus berkembang dan mampu menjadi solusi serta memberikan manfaat yang lebih luas, tidak hanya bagi pelakunya tetapi juga masyarakat,” ujar Dwi Satriyo, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (10/10/2022).

Baca juga: Terungkap, Alasan Erick Thohir Mau Beli Peternakan Sapi di Belgia

Pengembangan pertama dilakukan pada 2019 hingga 2020, anggota kelompok mulai memanfaatkan limbah ternak yang selama ini menjadi momok lingkungan sebagai media tanam. Hingga 2021, program literasi mulai fokus pada pelibatan seluruh sektor dari pertanian, peternakan, serta potensi lain yang ada di desa, untuk bersinergi membentuk kandang edukasi atau yang lebih dikenal sebagai edufarm.

“Kami mendukung kelompok dalam transformasi organisasi menjadi Koperasi Tani Ternak Literasi Sumber Rejeki, agar seluruh bidang usaha di program ini memiliki naungan hukum kuat untuk mendukung pengembangan ke depannya,” ucap Dwi Satriyo.

Dwi Satriyo menambahkan, pihaknya sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki fungsi agen pembangunan, akan terus berupaya meningkatkan komitmen dalam mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan cara melalui program pemberdayaan masyarakat, seperti halnya literasi.

“Melalui program literasi, masyarakat mampu mengubah masalah menjadi solusi. Ini sejalan dengan semangat Petrokimia Gresik sebagai perusahaan solusi agroindustri. Saya berharap, edufarm literasi ini juga mampu menginspirasi peternak dan petani lain di Jawa Timur,” kata Dwi Satriyo.

Baca juga: Curhat Peternak Sapi, Wabah PMK Bikin Omzet Turun Jelang Idul Adha

 

Suara peternak

Ketua Koperasi Tani Ternak Literasi Sumber Rejeki, Tomi Distianto menjelaskan, edufarm literasi bertujuan sebagai tempat pembelajaran bagi masyarakat dari berbagai usia, tentang pengelolaan ekosistem tani-ternak yang terintegrasi dengan baik.

Untuk pembelajaran pertama adalah pembuatan silase yakni, pengelolaan limbah pertanian menjadi pakan ternak fermentasi. Ini merupakan solusi yang ditawarkan Petrokimia Gresik terhadap kelompok, untuk mengatasi masalah pembakaran limbah pertanian yang berdampak buruk bagi lingkungan.

“Saat ini, kelompok mampu mengolah limbah pertanian sebanyak 60 ton per tahun menjadi silase. Tidak hanya dimanfaatkan untuk ternak sendiri, tapi juga dijual ke beberapa peternak sapi di wilayah Kabupaten Lamongan,” ujar Tomi.

Tidak hanya itu, pembuatan media tanam berbahan limbah ternak dengan merk 'Literasi' juga sudah dipatenkan. Produk sudah dipasarkan di Lamongan, Jombang, Tuban, Gresik, Bojonegoro, Mojokerto, hingga Malang. Dengan sebelum dipasarkan, media tanam diaplikasikan dulu di kebun percobaan yang memanfaatkan lahan tidur di sekitar kandang.

Kebun lantas ditanami dengan berbagai tanaman hortikultura dan tanaman toga, seperti tomat, cabai, kunyit dan lain sebagainya. Di mana hasil panen, kemudian digunakan oleh istri peternak sebagai bahan baku usaha catering dan minuman jamu kunyit asam.

“Dengan demikian, ibu-ibu yang ada di Desa Sumbersari juga terberdayakan dan dapat menambah penghasilan keluarga," ucap Tomi.

Selain menjadi media tanam, limbah kotoran sapi juga diolah menjadi biogas sebagai bahan bakar kompor dan lampu, untuk aktivitas operasional di kandang. Sedangkan residu biogas cair dimanfaatkan menjadi akuakultur, residu padat menjadi media budidaya cacing yang juga bernilai ekonomi, sehingga tidak menyisakan limbah yang terbuang sia-sia (zero waste).

Sementara pada aspek pengelolaan usaha, masyarakat juga bisa belajar mengelola smart agribusiness yang saat ini dijalankan oleh Koperasi Tani Ternak Literasi Sumber Rejeki. Di mana koperasi ini telah menerapkan sistem bank literasi, yang memberikan kemudahan bagi peternak maupun petani padi dalam mengakses Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau (AUTS/K) dan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

Dalam agenda ini, peternak hanya perlu menyetorkan 15 karung kotoran sapi sebagai pengganti premi asuransi, yang dibayarkan koperasi untuk satu ekor sapi. Peternak juga dapat mengirim kotoran ternak kepada koperasi, dengan pengganti jasa Rp3.000 per karung.

Sementara untuk petani padi yang ingin mendaftar AUTP, mereka cukup menukarkan 15 karung jerami atau limbah padi, untuk mengasuransikan satu hektare lahan padi mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com