Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Mainan tapi Tak Main-main, Cerita Rita Jadi "Pahlawan" bagi Puluhan Lulusan SLB di Yogyakarta

Kompas.com - 10/11/2022, 11:11 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 19 tahun yang lalu, seorang perempuan memberanikan diri untuk membangun usaha mainan anak di Yogyakarta.

Namun, bukan keuntungan semata yang menjadi motivasinya untuk berbisnis.

Perempuan bernama lengkap Rita Indriana ini, memiliki tujuan mulia, yakni menjadi penopang wadah berkarya anak-anak penyandang disabilitas di Kota Yogyakarta.

Baca juga: Kisah Sukses Bobby Gafur, dari Jualan Koran Bekas hingga Jadi Bos OASA

Motivasi Rita berawal dari latar belakang pekerjaan sang suami sebagai guru Sekolah Luar Biasa (SLB). Tak jarang dia melihat para penyandang disabilitas diperlakukan berbeda.

“Saya dan suami melihat sendiri di lapangan, upah dan perlakuan ke mereka (penyandang disabilitas) kok beda ya. Ada yang enggak kerja, ada juga yang ecek-ecek (mengamen) di perempatan jalan. Akhirnya kami putuskan untuk buat mainan edukasi. Produknya enggak hanya mencerdaskan anak bangsa tapi juga bisa memancing mereka menjadi lebih kreatif,” ujar Rita dalam siaran pers Shopee dikutip Kamis (10/11/2022).

Baca juga: Berawal dari Gerobak, Tiga Pemuda Ini Sukses Mengembangkan Usaha Ayam Crisbar hingga Punya 17 Gerai

Sekali mendayung dua pulau terlampaui, Rita Indriana pun mendirikan wadah untuk para lulusan SLB sekaligus membuat produk penuh manfaat bagi anak-anak.

Usaha tersebut lahir pada tahun 2003 dengan nama ABC (Anak Bangsa Cerdas) Woodentoys.

Di awal berdiri, ia memberdayakan 5 orang karyawan termasuk 3 di antaranya merupakan lulusan SLB-B (penyandang tuna rungu) dan SLB-C (penyandang tunagrahita) untuk memproduksi berbagai mainan edukasi anak berbahan dasar kayu.

Baca juga: Ekspor Tembus 343 Juta Dollar AS, Kemenperin Pacu Inovasi Industri Mainan Anak

Setelah sekian lama berkarya bersama, Rita mengungkapkan satu kekagumannya terhadap teman-teman lulusan SLB yaitu jarang dari mereka yang mengeluh dan merasa bosan saat mengerjakan sesuatu berulang kali.

“Mereka tidak mudah bosan saat mengerjakan sesuatu berulang kali. Jadi lebih happy kan mengerjakannya,” ungkapnya.

Baca juga: Cerita Albert Lucius, Dirikan TipTip agar Kreator Konten Dapat Cuan Tanpa Perlu Banyak Follower

Berjualan online

Awalnya Rita terbiasa memasarkan produknya secara luring seperti melalui showroom yang berada di pusat Kota Yogyakarta serta berbagai pameran yang diadakan secara periodik.

Untuk mengoptimalkan bisnisnya, Rita juga ikut beradaptasi pada perkembangan teknologi.

“Waktu itu ada anak magang bilang, bisa loh jualan online dan wah ternyata benar. Enggak cuma buat mejeng produk aja, ternyata teknologi bisa jadi saluran baru,” ujar Rita.

Baca juga: Cerita Ermaneli Buka Usaha Rendang Hingga Berhasil Ekspor ke Jepang dan AS

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com