Adapun produktivitas padi Indonesia di Asia Tenggara menempati peringkat kedua setelah Vietnam.
"Setiap tahun (Indonesia) surplus beras, harga relatif stabil, dan hasil survei stok beras oleh BPS pada April 2022 sebesar 10,15 juta ton. Itu artinya, (ketersediaan beras) sangat aman untuk kebutuhan nasional tahun ini," jelasnya.
Baca juga: Sukseskan KTT G20 di Bali, Kementan Gencarkan 3 Langkah Kendalikan PMK dan Rabies
Kuntoro memastikan bahwa kenaikan harga beras tidak terkait dengan kondisi pasokan dan jumlah stok di lapangan. Hal ini mengingat pasokan beras saat ini dalam kondisi normal.
Bahkan, ada sedikit pergeseran musim panen karena musim tanam bergeser maju ke Agustus karena kemarau basah.
“Kami tidak melihat ada sesuatu yang tidak normal. Kalaupun terjadi peningkatan harga beras, hal ini karena setiap tahun pada Januari dan Desember bukan masa panen raya, serta tertinggi di lapangan selalu terjadi di akhir tahun," paparnya.
Kuntoro menegaskan cadangan beras nasional terbesar berada di rumah tangga dengan presentase mencapai 68 persen.
Baca juga: Maksimalkan Produksi Pertanian, Kementan Salurkan 2 Alsintan untuk Petani Buleleng
Dari hasil survei stok beras berdasarkan lokasi pada akhir Juni 2022, ketersediaan beras di Bulog mencapai 11,40 persen, penggilingan 7,25 persen, pedagang 10,67 persen, dan rumah tangga 67,94 persen. Secara keseluruhan, stok beras di Indonesia mencapai 9,71 juta ton.
"Jadi, total beras di akhir Juni 2022 mencapai 9,71 juta ton. Sekali lagi data ini sudah dikonfirmasi di lapangan. Bahkan, untuk Oktober hingga Desember, Indonesia punya potensi luas panen sebanyak 1,91 juta ha," ujar Kuntoro.
"Kondisi ini lebih tinggi ketimbang 2021 atau meningkat 16,45 persen yang setara 0,27 ha jika dibanding 2021," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.