Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Arief Rosyid Hasan
Komisaris Bank Syariah Indonesia

Dokter gigi, saat ini menjabat sebagai Komisaris Bank Syariah Indonesia | Ketua Umum PB HMI periode 2013-2015 | “70 Tokoh Berpengaruh di Indonesia 2015” versi majalah Men’s Obsession | Pendiri Inisiatif Ekonomi Masjid | Konsistensinya mengembangkan ekosistem ekonomi syariah, masuk dalam "30 Tokoh Muda Inspiratif Republika" | Tokoh Penggerak Ekonomi Syariah Indonesia versi Bank Indonesia | JCI Ten Outstanding Young Persons | Saat ini tengah menyelesaikan pendidikan doktoral.

Membaca Digitalisasi Ekosistem Islam di Indonesia

Kompas.com - 25/11/2022, 10:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INDONESIA menempati peringkat pertama negara dengan ekosistem Islam terbesar di dunia yakni 13 persen dari total penduduk Islam dunia. Angka itu tidak main-main, sebab Indonesia juga merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-empat di dunia.

Berdasarkan data Pew Research Center, populasi muslim dunia diproyeksi mengalami peningkatan secara prosentase populasi tahun 2010-2050 mencapai 73 persen. Data tersebut menunjukkan posisi Indonesia tidak hanya sebagai etalase umat muslim di dunia, juga lebih dari itu sebagai wajah umat beragama di seluruh dunia.

Beberapa pekan lalu, tepatnya 1 November 2022 saya bertandang ke Portugal untuk menghadiri acara WebSubmmit dan TWT Event, serta ikut menyampaikan tentang Digital Islamic Ecosytem.

Pada kesempatan itu, saya menyampaikan tiga hal terkait Digitalisasi Ekosistem Islam

Pertama, bagaimana populasi Muslim di Indonesia mengambil dan memberi pengaruh yang besar dalam sektor perekonomian.

Kedua, bagaimana peran pemuda muslim dalam memanfaatkan perkembangan dan potensi digital yang ada.

Ketiga bagaimana Bank Syariah Indonesia (BSI) yang merupakan lokomotif dalam memajukan ekonomi umat yang akan berdampak pada Indonesia maju.

Baca juga: Meningkat Selama 3 Tahun, Indeks Literasi Ekonomi Syariah Indonesia 2022 Sebesar 23,3 Persen

Potensi Keuangan Syariah di Indonesia

Mewakili PT Bank Syariah Indonesia, tbk., saya menekankan bahwa 87 persen penduduk di Indonesia adalah Muslim dan sekitar 45 persen memiliki preferensi dalam mengelola keuangannya dengan sistem syariah, yang berarti merupakan potensi besar untuk menumbuhkan Ekosistem Islam di Indonesia.

Seperti diketahui bahwa perbankan syariah merupakan salah satu penopang utama ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Saat ini, 89,26 persen aset lembaga keuangan syariah merupakan konstribusi perbankan syariah. Adapun sekitar 70 persen kegiatan ekonomi syariah masih bertumpu di perbankan syariah.

Namun, pertama-tama mari kita mengkaji apa itu Ekosistem Islam? Ekosistem Islam adalah satu sistem yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara satu dengan yang lain, misalnya Masjid dan jamaah di sekitarnya atau pesantren dan santri yang mengikuti pendidikan di dalamnya.

Relasi yang selama ini sudah terjalin dengan baik ini perlu dilengkapi dengan kehadiran perbankan syariah yang bisa hadir tidak hanya sebagai sahabat finansial, juga sekaligus sebagai sahabat sosial dan spiritualnya.

Potensi ekosistem Islam dalam jumlah besar tersebut disasar oleh BSI untuk meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah yang masih diangka 7,03 persen.

Secara keseluruhan potensinya mencapai Rp 4.300 triliun, ada 800.000-1.000.000 masjid dan mushala, ada pula lembaga pendidikan sebanyak 28.000 sekolah Islam, dan 18 juta santri, kemudian jamaah haji yang terus meningkat, pengelolaan halal food serta Rumah Sakit Islam, begitupun yang terjadi pada ekosistem zakat dan sedekah.

Baca juga: Kembangkan Keuangan Syariah Nasional, BI: Perlu Strategi yang Inovatif dan Kreatif

Pemuda dan Digitalisasi Ekosistem Islam

Saat dunia memasuki masa pandemi, kita semakin sadar bahwa kemajuan tekhnologi digital menjadi salah satu penolong dalam menghadapi masa-masa krisis selama pandemi. Persitiwa tersebut menjadikan kita semakin sadar akan pentingnya platform digital.

Salah satu perubahan utama yang dilakukan oleh perbankan yakni selain munculnya perbankan tanpa cabang, juga kehadiran superapp dengan ragam layanan baru.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com