Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion
KOMPAS.com - Saat menghadapi pekerjaan, terkadang kita merasa lelah karena banyaknya tugas yang diberikan. Di sisi lain, semua pekerjaan itu harus diselesaikan sesuai dengan tenggat waktu. Itu sebabnya, kita perlu memiliki manajemen waktu yang baik.
Ternyata, di samping manajemen waktu, ada pula manajemen energi untuk memaksimalkan produktivitas. Hal ini dijelaskan dalam siniar Obsesif bersama Animo Life episode “Time Management Vs Energy Management” yang dapat diakses melalui dik.si/ObsesifAnimoE4.
Memiliki manajemen waktu dan energi sangat penting untuk menunjang efektivitas kerja. Terlebih, dalam manajemen waktu, kita akan membuat dan mencatat hal-hal yang menjadi prioritas dan harus dilakukan terlebih dahulu, baik dalam skala waktu harian, mingguan, atau bulanan.
Pasalnya, jika tak memiliki manajemen waktu yang baik, pekerjaan kita jadi lebih rentan ‘keteteran’. Hal ini disebabkan tidak adanya pembatas antara pekerjaan satu dengan kegiatan lainnya. Alhasil, kita jadi lebih sering menunda-nunda.
Akan tetapi, ternyata manajemen waktu saja tidak cukup sebab diperlukan pula manajemen energi yang berdampak besar terhadap produktivitas kerja kita.
Dalam siniar Obsesif, dijelaskan bahwa manusia memiliki jatah waktu yang sama dalam hidupnya, yaitu 24 jam sehari. Namun, meski sama, setiap orang punya level energi yang berbeda.
Baca juga: Perbedaan Burnout dan Boreout yang Kerap Dialami Pekerja
Mengutip Harvard Business Review, manajemen energi adalah kemampuan mengatur energi yang ada di dalam tubuh. Ada yang puncak energinya di pagi hari, ada pula yang di malam hari.
Biasanya, untuk memunculkan energi yang baik, diperlukan beberapa usaha terlebih dahulu, misalnya mendengarkan lagu kesukaan atau menyeduh kopi. Itu sebabnya, setiap orang pasti memiliki cara memanajemenkan energinya, tergantung dari kepribadiannya.
Ternyata, keduanya sama-sama harus dimiliki oleh semua orang. Manajemen waktu dan energi bisa membantu kita menerapkan kerja cerdas daripada kerja keras. Keduanya pula membuat kita lebih fokus pada kualitas dibandingkan dengan kuantitas.
Dengan membuat daftar prioritas, kita akan memaksimalkan waktu sehingga waktu istirahat pun tak terbuang.
Di samping itu, mengetahui kapan waktu energi terbesar kita muncul dan cara menjaganya, membuat kita jadi lebih efektif menyelesaikan pekerjaan meski beban yang diberikan cukup banyak.
Itu sebabnya, kita perlu mengetahui kapan waktu prima dalam menjalani hari. Tanyakan pada diri sendiri: Pada saat kapan kita merasa produktif dan memiliki tingkat motivasi yang tinggi? Apakah itu di pagi hari, sore hari, atau bahkan malam hari?
Setelah itu, aturlah prioritas pekerjaan berdasarkan level energi. Hal ini bisa disesuaikan pula dengan membuat linimasa dan mengalokasikan waktu untuk menyelesaikan satu pekerjaan sebelum beralih ke lainnya. Tulis seluruh pekerjaan dari paling sulit hingga paling mudah.
Baca juga: Karya sebagai Instrumen Perubahan
Kemudian, berilah penilaian terhadap tugas-tugas tersebut dengan rentang 1–10. Semakin kecil nilainya, artinya pekerjaan itu sangat mudah dilakukan sehingga tak memerlukan energi dan waktu yang banyak. Semakin tinggi nilainya, maka hal itu adalah kebalikannya.
Lalu, bagaimana cara lainnya untuk mengoptimalkan manajemen waktu dan energi?
Jawaban lengkapnya bisa kalian dengarkan melalui siniar Obsesif bertajuk “Time Management Vs Energy Management” di Spotify. Tak hanya itu, di sana, ada pula beragam informasi menarik seputar dunia kerja untuk para fresh graduate dan job seeker, loh!
Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya. Akses sekarang juga episode ini melalui tautan dik.si/ObsesifAnimoE4.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.