JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk atau Bank Sumut membukukan laba bersih sebesar Rp 706 miliar (unaudited) di 2022. Capaian ini tumbuh 15,15 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto mengatakan, pertumbuhan ini ditopang oleh pertumbuhan bisnis, khususnya di penyaluran kredit.
Selain itu, aset Bank Sumut juga terus meningkat menjadi Rp 40,6 triliun hingga akhir 2022, dibandingkan dengan akhir 2021 sebesar Rp 38,01 triliun.
"Semua indikator kinerja keuangan menunjukkan hasil positif," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (11/1/2023).
Baca juga: Sepanjang 2022, Penyaluran KUR Bank Sumut Tumbuh 41,72 Persen
Pada Desember 2022, Bank Sumut berhasil menggenjot penyaluran kredit hingga Rp 27,8 triliun, naik 10,58 persen yoy dari Rp 25,1 triliun pada Desember 2021.
Adapun porsi kredit produktif mencapai 43,90 persen dan realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada 2022 yang mencapai Rp 1,35 triliun atau tumbuh 35 persen.
Peningkatan pertumbuhan kredit itu diiringi dengan membaiknya kolektibilitas kredit yang ditandai dengan penurunan kredit macet (non performing loan/NPL) net dari 1,80 persen ke 1,21 persen.
Baca juga: Pasca IPO, Bank Sumut Pastikan Pemegang Saham Seri A dan B Dapat Dividen
Bank Sumut juga dapat menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 31,9 triliun atau meningkat 3,01 persen yoy dari capaian Desember 2021 sebesar Rp 30,9 triliun.
"Saat ini kepercayaan masyarakat untuk menabung dan bertransaksi di Bank Sumut menunjukkan tren positif yang ditandai dengan peningkatan DPK dan rasio blended cost of fund yang juga relatif rendah sekitar 2,22 persen," ucapnya.