KOMPAS.com - Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Bambang Purwanto menilai program food estate di wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) sudah berjalan optimal.
Ia menyebutkan bahwa program tersebut telah memberikan dampak besar terhadap pendapatan petani, terutama setelah Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan intervensi alat dan mesin pertanian (alsintan).
“Hanya saja, program tersebut tidak semudah membalikan telapak tangan karena sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) program ini membutuhkan waktu yang cukup panjang,” ujar Bambang dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (18/1/2023).
Selain itu, lanjut dia, harus ada perbaikan pada tata kelola food estate agar tingkat keberhasilan program ini berjalan sesuai target.
Baca juga: Akademisi Ini Sebut Food Estate Penting untuk Jaga Ketahanan Pangan Nasional
Menurut Bambang, dampak program food estate sangat bagus, terutama bagi petani yang akhirnya memiliki semangat luar biasa dalam bertanam.
“Apalagi setelah alsintan masuk, sehingga produktivitas mereka (petani) semakin meningkat dan lebih efisiensi. Dan ingat, food estate itu program jangka panjang tidak bisa secepat kilat," ucapnya.
Bambang menilai, rata-rata produktivitas food estate Kalteng sejauh ini mencapai 4 ton per hektar (ha). Besarnya angka ini bahkan bisa bertambah menjadi 5 sampai 7 ton apabila petani menggunakan benih hibrida.
Dari capaian tersebut, ia optimistis, program food estate mampu menjadi penopang utama pangan Indonesia.
Baca juga: Wamentan: Kebijakan Kementan Saat Ini Memastikan Pangan Indonesia Aman Tersedia
"Kami bicara lahan saja yang terluas di Indonesia itu cuma ada di Kalimantan. Jawa itu sudah menyusut. Dari sisi ini saja bisa kami perhitungkan. Belum lagi soal produktivitas yang sekarang rata-rata 4 ton per ha. Jadi saya kira lahan di sana sangat potensial," kata Bambang.
Meski demikian, ia menilai tata kelola food estate masih perlu diperbaiki dengan sangat serius.
Bambang mencontohkan, seperti saat menjalankan program food estate di Kalteng harus terdapat leading sektor sebagai pemberi aba-aba dan komando.
Baca juga: Mahfud: Hubungan Demokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Sedang Tidak Baik-baik Saja
"Persoalannya kan di tata kelola yang perlu diperbaiki. Kementan menanam, Tentara Nasional Indonesia (TNI) pembukaan lahan, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) irigasi,” jelasnya.
Bambang meyakini, program food estate akan berhasil apabila Kementan berperan sebagai leading sektor.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.