Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala LKPP Akui Sistemnya Bikin Bingung dan Dikeluhkan Lemot

Kompas.com - 24/01/2023, 21:20 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) Hendrar Prihadi mengungkapkan, sistem yang dimiliki oleh LKPP saat ini masih membingungkan.

Terlebih bagi banyak pihak yang tidak akrab dengan teknologi. Untuk itu, dirinya meminta agar sistem yang dijalankan oleh LKPP saat ini bisa bertranformasi untuk bisa lebih cepat, tepat, dan mudah digunakan.

"Apalagi pada awal tahun ini banyak keluhan terkaitnya lemotnya empat sistem yang ada di LKPP sekaligus, yaitu Katalog Elektronik, SIRUP, SIKAP, dan SPSE di LPSE LKPP sendiri. Jadi saya tidak bermaksud menguliti teman-teman, enggak loh," katanya saat membuka kegiatan pembahasan new platform (platform baru) LKPP dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (24/1/2023).

Baca juga: LKPP: Pengadaan Pemerintah Jelang Tutup Tahun Capai 78 Persen

"Tapi kita diskusi di sini untuk cari solusi. Kalau menurut saya yang seperti ini enggak keren, jadi harus jadi catatan untuk kita semuanya," sambung Hendi sapaan akrabnya.

Namun di sisi lain, dia pun tak memungkiri bahwa LKPP tidak dapat sendirian dalam membangun sistem seperti yang diinginkannya. Menurutnya agar transformasi sistem digital LKPP dapat diupayakan lebih cepat diperlukan keterlibatan pihak yang telah berpengalaman dalam urusan pengembangan teknologi.

Oleh sebab itu, LKPP menggandeng PT Telkom Indonesia untuk melahirkan platform digital baru untuk pengadaan barang/jasa di Indonesia.

"Walaupun dengan segala keterbatasan yang dimiliki sebenarnya Alhamdulillah, transaksi pada katalog elektronik yang dimiliki LKPP sudah lumayan. Tapi PR-nya hari ini terus bertambah, dimana pada tahun ini kita ditargetkan untuk bisa mencapai 5 juta produk tayang, Rp 500 triliun transaksi, serta 95 persennya harus merupakan produk dalam negeri, lebih dalam lagi produk UMK dan Koperasi," ujar Hendi.

Baca juga: LKPP Minta Instansi Pemerintah Segera Lakukan Tender Dini

Dengan mengusung konsep 'government marketplace' nantinya platform baru tersebut akan mengintegrasikan seluruh sistem e-purchasing milik LKPP saat ini ke dalam satu platform. Tak hanya itu, platform baru tersebut nantinya juga akan terdapat fitur pembayaran dan pengiriman yang saat ini masih belum terdapat pada sistem eksisting.

"Saya harap melalui forum ini kita dapat menunjukan optimisme kita ke depan. Sehingga sekali lagi saya mengucapkan terima kasih atas keterlibatan PT. Telkom pada hari ini. Saya yakin dengan talenta - talenta yang ada di PT. Telkom saat ini bisa terwujud apa yang kita harapkan bersama," pungkas Hendi.

Dalam pertemuan itu, Project Director GovTech Procurement Tribe Leader PT Telkom Indonesia, Rahmat Danu Andika mengatakan, pihaknya menyambut baik kolaborasi yang digagas oleh LKPP ini.

"Kami akan mengupayakan target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah bisa dicapai. Kita akan melakukan benchmark ke industri-industri yang serupa yang telah menyediakan platform berkelas dunia," ucap Andika.

Baca juga: Dinilai Tidak Sesuai Spesifikasi LKPP Bekukan 20.652 Produk dalam E-Katalog

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com