Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi: Pengertian, Penyebab hingga Dampaknya

Kompas.com - 01/02/2023, 18:36 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kata Inflasi tentu sudah tak asing lagi di telinga apalagi jika menyangkut pemberitaan stabilitas perekonomian.

Badan Pusat Statistik (BPS) juga rutin setiap bulannya melaporkan tingkat inflasi di Indonesia.

Namun sebenarnya apa itu inflasi?

Berikut adalah pengertian, penyebab, hingga daftar inflasi Indonesia selama 2022 secara tahunan (yoy).

Baca juga: BPS Catat Inflasi Januari 2023 Capai 5,28 Persen

Pengertian inflasi

Secara umum, inflasi adalah suatu keadaan di mana terjadi kenaikan harga-harga barang dan jasa.

Sementara itu mengutip dari laman resmi Bank Indonesia (BI), inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

Kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yakni penurunan harga barang secara umum dan terus menerus.

Penyebab inflasi

Menurut laman resmi Kementerian Keuangan, setidaknya ada 6 faktor penyebab inflasi antara lain permintaan yang tinggi terhadap suatu barang atau jasa sehingga membuat harga barang atau jasa tersebut mengalami kenaikan.

Penyebab inflasi lainnya yakni adanya peningkatan biaya produksi, bertambahnya uang yang beredar di masyarakat, dan ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran.

Penyebab inflasi berikutnya perilaku masyarakat yang seringkali memprediksi atau biasa disebut sebagai inflasi ekspetasi, dan terakhir penyebab inflasi karena kekacauan ekonomi dan politik seperti yang terjadi di Indonesia saat kerusuhan tahun 1998.

Dampak inflasi

Dampak inflasi sendiri seringkali identik dengan efek negatif karena kenaikan harga barang sehingga membuat daya beli masyarakat menurun, terutama masyarakat berpendapatan menengah ke bawah.

Menurut Bank Indonesia, dampak inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin.

Kedua, dampak inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan.

Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.

Ketiga, tingkat dampak inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai Rupiah.

Perhitungan inflasi Perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.

BPS menghitung inflasi menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau indeks pengeluaran. IHK sendiri meliputi pengeluaran bahan makanan dan makanan jadi ditambah dengan minuman dan tembakau. Komponen IHK lainnya dalam perhitungan inflasi adalah pengeluaran perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan dan olahraga, serta transportasi dan komunikasi.

Data pengelompokan tersebut didapatkan BPS melalui Survei Biaya Hidup (SBH) yang rutin dilakukan, baik per daerah maupun secara nasional.

Inflasi RI selama 2022

Badan Pusat Statistik mengumumkan laju Inflasi Indonesia sepanjang 2022 masih terjaga dan berhasil ditekan di bawah level 6 persen.

Inflasi tahun kalender Januari - Desember 2022, maupun inflasi secara tahunan (YOY) antara Desember 2022 terhadap 2021, tercatat 5,51 persen.

Inflasi tahunan terbesar berasal dari kelompok transportasi yang mencapai 15,26 persen dan memberikan andil 1,84 persen terhadap inflasi 2022.

Adapun komoditas penyumbang inflasi secara tahunan terbesar ialah bensin, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, rokok kretek filter, telur ayam ras dan harga kontrak rumah.

Berikut adalah daftar inflasi Indonesia selama 2022 (secara tahunan/yoy):

  • Inflasi Januari 2,18 persen
  • Inflasi Februari 2,06 persen
  • Inflasi Maret 2,64 persen
  • Inflasi April 3,47 persen
  • Inflasi Mei 3,55 persen
  • Inflasi Juni 4,35 persen
  • Inflasi Juli 4,94 persen
  • Inflasi Agustus 4,69 persen
  • Inflasi September 5,95 persen
  • Inflasi Oktober 5,71 persen
  • Inflasi November 5,42 persen
  • Inflasi Desember 5,51 persen

Baca juga: Mengenal Dampak Inflasi bagi Ekonomi Nasional, Mulai dari Penurunan Daya Beli sampai Tingkat Pengangguran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com