Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Anjlok 2 Persen, Ada Apa?

Kompas.com - 22/03/2023, 10:19 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia anjlok lebih dari 2 persen pada akhir perdagangan Selasa (21/3/2023) waktu setempat atau Rabu pagi WIB. Hal ini menjadi penurunan terdalam dalam enam minggu. Pelemahan ini imbas aksi ambil untung dan investor yang menunggu kebijakan suku bunga The Fed.

Mengutip Market Wacth, harga emas berjangka Comex New York Exchange turun 2,1 persen ke level 1.941,10 dollar AS per ons. Begitu pula harga emas di pasar spot turun 2,1 persen menjadi di level 1.938,19 dollar AS per ons.

Padahal pada sesi perdagangan Senin kemarin, harga emas sempat naik ke level tertinggi sejak 10 Maret 2022 yakni di posisi 2.014,90 dollar AS per ons, hanya selisih sedikit dari rekor yang dibuat selama awal pandemi Covid-19.

Baca juga: Sempat Tembus 2.000 Dollar AS, Harga Emas Dunia Sentuh Level Tertinggi 1 Tahun

Namun, level itu tak bertahan lama, hingga akhirnya saat penutupan perdagnagn Senin, harga bullion turun 0,47 persen di pasar spot menjadi ke level 1.978,66 dollar AS per ons.

"Kemungkinan para pengambil keuntungan telah memberikan tekanan ke bawah pada emas, dan investor sejak itu mendingin sambil menunggu sampai keputusan The Fed tentang suku bunga, dan apa yang The Fed sinyalkan tentang langkah ke depan," kata Edmund Moy, Mantan Direktur U.S. Mint.

Bank sentral Amerika Serikat atau The Fed, bakal mengumumkan kebijakan suku bunganya setelah melakukan pertemuan selama Selasa-Rabu. Pasar memperkirakan suku bunga The Fed akan naik 25 basis poin, turun dari ekspektasi sebelumnya yang sebesar 50 bps.

Di sisi lain, pelemahan ini juga terjadi di tengah meredanya kekhawatiran pasar terhadap risiko krisis perbankan, setelah bank-bank sentral utama memastikan bergerak untuk meningkatkan likuiditas di seluruh dunia. Hal itu memicu kenaikan imbal hasil obligasi AS dan penguatan bursa saham AS.

Kendati begitu, Moy meyakini tetap ada ruang untuk momentum penguatan emas di tahun 2023. Hal ini mengingat kondisi kolapsnya sejumlah bank di AS, dan krisis Credit Suisse, bank terbesar kedua di Swiss, akan tetap membayangi risiko perekonomian global.

Moy optimis harga emas dunia bisa kembali menyentuh level 2.000 dollar AS per ons, bahkan bisa mencapai lebih dari 2.100 dollar AS per ons, melampaui level tertinggi sepanjang masa untuk emas berjangka paling aktif pada 6 Agustus 2020 yang di level 2.069,40 dollar AS per ons.

"Ada lebih dari cukup risiko yang dapat mendorong harga emas lebih tinggi," katanya.

Baca juga: Mengapa Harga Emas Terus Naik dari Tahun ke Tahun?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Industri Semen Bersinar, Simak Prospek Saham SMGR dan INTP

Industri Semen Bersinar, Simak Prospek Saham SMGR dan INTP

Earn Smart
Ada Risiko Ketidakpastian Global, Batas Bawah Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2024 Dipangkas

Ada Risiko Ketidakpastian Global, Batas Bawah Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2024 Dipangkas

Whats New
Menperin: Mitsubishi, Daihatsu, dan Isuzu Berkomitmen Tingkatkan Ekspor Indonesia

Menperin: Mitsubishi, Daihatsu, dan Isuzu Berkomitmen Tingkatkan Ekspor Indonesia

Whats New
Perusahaan AS Komitmen Sasar Pasar Pelumas Aditif Ramah Lingkungan di RI

Perusahaan AS Komitmen Sasar Pasar Pelumas Aditif Ramah Lingkungan di RI

Whats New
Indonesia Kenalkan I-Motion di Forum Asia-Pasifik

Indonesia Kenalkan I-Motion di Forum Asia-Pasifik

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Melemah

IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Melemah

Whats New
Akui Harga Telur Masih Mahal, Wamendag: Mudah-mudahan Turun dalam Waktu Dekat

Akui Harga Telur Masih Mahal, Wamendag: Mudah-mudahan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Asbisindo: Perombakan 'Mobile Banking' BSI Tak Jamin Aman Seluruhnya dari Kejahatan Siber

Asbisindo: Perombakan "Mobile Banking" BSI Tak Jamin Aman Seluruhnya dari Kejahatan Siber

Whats New
Bank Dunia Ramal Ekonomi RI Sulit Tembus 5 Persen, Sri Mulyani Buka Suara

Bank Dunia Ramal Ekonomi RI Sulit Tembus 5 Persen, Sri Mulyani Buka Suara

Whats New
Gelar RUPST, DSNG Sepakati Pembagian Dividen Rp 30 Per Saham

Gelar RUPST, DSNG Sepakati Pembagian Dividen Rp 30 Per Saham

Whats New
'Collaborative Ads' Tokopedia-Meta, Bantu Jualan 'Online' Lebih Dilirik Konsumen

"Collaborative Ads" Tokopedia-Meta, Bantu Jualan "Online" Lebih Dilirik Konsumen

Whats New
Bangun Bisnis Berkelanjutan, MedcoEnergi Berupaya Kurangi Emisi GRK

Bangun Bisnis Berkelanjutan, MedcoEnergi Berupaya Kurangi Emisi GRK

Whats New
'Turun Gunung', Patrick Walujo Bakal Jadi CEO GOTO

"Turun Gunung", Patrick Walujo Bakal Jadi CEO GOTO

Whats New
PLN Setor Dividen dan Pajak Rp 37,52 Triliun ke Negara

PLN Setor Dividen dan Pajak Rp 37,52 Triliun ke Negara

Whats New
Menaker Ajak Masyarakat Kerja di Jepang sebagai Specified Skill Workers

Menaker Ajak Masyarakat Kerja di Jepang sebagai Specified Skill Workers

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com