NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia naik lebih dari 2 persen pada akhir perdagangan Selasa (21/3/2023) waktu setempat atau Rabu pagi WIB, melanjutkan penguatan dari perdagangan hari sebelumnya.
Kenaikan tersebut didorong adanya upaya penyelamatan Credit Suisse, bank terbesar kedua di Swiss, sehingga meredakan kekhawatiran krisis perbankan yang akan mengganggu pertumbuhan ekonomi dan memangkas permintaan bahan bakar.
Mengutip Business Times, harga minyak mentah Brent ditutup naik 2,1 persen atau 1,53 dollar AS menjadi sebesar 75,32 dollar AS per barrel. Sedangkan harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,5 persen atau 1,69 dollar AS menjadi sebesar 69,33 dollar AS per barrel.
Baca juga: Erick Thohir Rombak Direksi IFG, Hexana Jadi Dirut, Mantan Bos BTN Jadi Wadirut
Pada perdagangan Senin, kedua tolok ukur minyak dunia tersebut ditutup naik sekitar 1 persen, setelah sempat jatuh ke level terendah sejak Desember 2021 atau 15 bulan terakhir. Sepanjang pekan lalu, Brent dan WTI bahkan anjlok lebih dari 10 persen karena krisis perbankan semakin dalam.
Namun, langkah-langkah untuk menstabilkan sektor perbankan, termasuk pengambilalihan Credit Suisse oleh UBS, bank terbesar Swiss, serta adanya janji dari bank sentral utama untuk meningkatkan likuiditas, telah meredakan kekhawatiran pasar mengenai sistem keuangan.
"Ketakutan akan krisis perbankan dan resesi telah mereda, mencerahkan prospek permintaan minyak setidaknya untuk saat ini," kata Fiona Cincotta, Analis Pasar Keuangan Senior di City Index.
Kini pasar pun tengah menanti keputusan bank sentral AS alias The Fed terkait kebijakan suku bunga. Pasar memperkirakan suku bunga naik 25 basis poin, turun dari ekspektasi sebelumnya yang sebesar 50 bps.
Beberapa pengamat bank sentral terkemuka mengatakan The Fed dapat menghentikan kenaikan suku bunga lebih lanjut atau menunda rilis proyeksi ekonomi baru.
Selain kebijakan suku bunga, pergerakan harga minyak dunia juga akan dipengaruhi pasokannya. Badan Informasi Energi AS akan merilis data persediaan minyaknya pada pekan ini.
Di sisi lain, OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin Rusia, bakal melakukan pertemuan pada 3 April 2023 mendatang.
Meski begitu, sejumlah analis menilai penurunan harga minyak dunia sebelumnya lebih disebabkan ketakutan pada sektor perbankan, ketimbang penawaran dan permintaan minyak mentah.
Manajer dana lindung nilai, Pierre Andurand menyatakan, penurunan harga minyak beberapa waktu belakangan bersifat spekulatif dan tidak didasarkan pada fundamental. Dia memperkirakan harga minyak akan mencapai 140 dollar AS per barel pada akhir tahun nanti.
Baca juga: Sempat Sentuh Level Terendah 15 Bulan, Harga Minyak Dunia Kembali Menguat
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.