KETIKA istilah big data muncul, banyak yang berusaha mengimplementasikan big data ini. Namun banyak juga yang melihatnya hanya sebagai tren saja dan belum menerapkan. Ada juga yang melihat bahwa big data terlalu “big”, tidak sesuai kebutuhan saat ini.
Apapun intepretasi yang terjadi, big data telah menciptakan perubahan pola pikir, bagaimana data bisa berperan lebih penting dalam membuat keputusan.
Dalam konteks merek, kita bicara mengenai data konsumen. Semakin berkualitas data konsumen yang dimiliki, semakin memudahkan dalam melakukan analisa, segmentasi, dan prediksi perilaku konsumen terhadap merek kita.
Pemanfaatan teknologi yang tepat akan mempercepat proses membaca data konsumen (velocity) karena kita bicara jumlah (volume) dan jenis data yang beragam (variety) yang perlu dianalisa. Belum lagi jika kita perlu melakukan “deep dive” agar kualitas data semakin baik (value), semakin akurat dan valid (veracity).
Baca juga: Merek, Konsumen, dan Teknologi
Konsep 5V (velocity, volume, variety, value, veracity) ini yang seharusnya menjadi dasar pemanfaatan data bagi merek untuk lebih mengerti konsumennya. Sayangnya, masih banyak yang belum mendalami konsep ini.
Banyak pemilik merek yang berusaha untuk mendapatkan data konsumen sebanyak-banyaknya dari berbagai aktivitas yang dilakukan tetapi data tersebut hanya disimpan saja dan belum dipergunakan lebih lanjut.
Data konsumen memberikan peranan penting dalam memberikan prediksi yang lebih terukur bagaimana memetakan konsumen dan pola konsumsi konsumen sehingga keputusan yang diambil bisa lebih dipertanggungjawabkan karena berdasarkan analisa yang mendalam.
Memanfaatkan data perlu dilihat dari kacamata kualitas data dan data yang mempunyai nilai lebih, bukan sekedar kumpulan data saja. Kualitas data bicara tentang seberapa akurat data yang dimiliki, di antaranya apakah nomor telepon yang dipunyai aktif atau tidak, apakah email yang sudah dikumpulkan email yang aktif, apakah ada area tempat tinggal dari konsumen, di mana lokasi pembelian, dan kebersediaan konsumen untuk dihubungi kembali (consent).
Setidaknya data tersebut perlu diperkaya dengan pembagian berdasarkan basic profile, demographic profile, geographic profile, psychographic profile dan transaction profile. Tiga yang pertama setidaknya harus menjadi kelengkapan data konsumen yang utama.
Dengan adanya pembagian profil konsumen, kita bisa memetakan konsumen kita dan membuat segmentasi yang lebih mendalam sehingga kita bisa menentukan penawaran apa yang bisa diberikan.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.