Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejar Profit, Agus Marto: Andalan Utama GoTo Maju adalah "Human Capital"

Kompas.com - 29/03/2023, 18:10 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk masih membuka opsi melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai upaya untuk efisiensi.

Komisaris GoTo Agus Martowardojo mengatakan, perusahaan akan terus melakukan kajian terhadap kondisi perusahaan sebelum melakukan PHK.

"Kalau efisiensi memang harus terus dilakukan dan efisiensi itu termasuk efisiensi di sumber daya manusia (SDM)," ujarnya di Kantor GoTo Pasaraya, Jakarta, Rabu (29/2/2023).

Menurutnya, opsi PHK masih dibuka ke depannya lantaran biaya pegawai merupakan salah satu biaya operasional terbesar sehingga jika perusahaan perlu melakukan efisiensi, maka opsi PHK bisa saja dilakukan.

Baca juga: GOTO Catat Rugi Bersih Sepanjang 2022, Apa Sebabnya?

Selain itu, dengan adanya efisiensi SDM ini maka diharapkan SDM yang ada menjadi terpacu dan memiliki motivasi yang tinggi untuk bekerja secara maksimal dan produktif.

"Saya merasa dari waktu ke waktu akan dilakukan review, tetapi manajemen tahu betul bahwa andalan utama untuk membuat GoTo ini maju adalah human capitalnya," ucapnya.

Sejak tahun lalu, GoTo telah dua kali melakukan PHK kepada karyawannya sebagai langkah efisiensi perusahaan. Pada November 2022 GoTo mem-PHK 1.300 karyawan dan pada awal Maret 2023 mem-PHK 600 karyawan.

Menilik kinerja keuangan GoTo, pada 2022 perusahaan startup teknologi ini masih mencatatkan rugi bersih Rp 40,4 triliun lantaran terdapat penurunan nilai goodwill akibat bergabungnya Gojek dan Tokopedia pada 2023.

Baca juga: GOTO Catat Pertumbuhan GTV 33 Persen Sepanjang 2022, Menjadi Rp 613 Triliun

Dalam laporan keuangan disebutkan Rugi bersih GOTO akibat penurunan nilai goodwill sebanyak Rp 10,9 triliun. Beban ini tidak muncul dalam kinerja GOTO pada 2021 lalu dan baru muncul pada kinerja 2022.

Selain itu, rugi bersih GOTO juga terjadi karena adjusted EBITDA yang minus Rp 3,21 triliun pada kuartal IV-2022. Kerugian adjusted EBIDTA ini turun 5.248 persen bila dibandingkan dengan Kuartal IV 2021 yang tercatat minus Rp 6,5 triiun.

EBITDA merupakan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. Yang membedakan dengan EBITDA konvensional, di dalam adjusted EBITDA mengecualikan berbagai beban dan pendapatan non-kas dan sewaaktu (one-off).

Baca juga: Pangkas Biaya Bakar Uang, Pendapatan GOTO Sepanjang 2022 Naik jadi Rp 11,3 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com