Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Ungkap Kronologi Ledakan di Kilang Dumai, Ada Kebocoran Pipa Hidrogen

Kompas.com - 04/04/2023, 14:29 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) mengungkapkan kronologi terjadinya ledakan yang memicu kebakaran di Kilang Dumai, Riau pada Sabtu (1/4/2023) lalu. Ledakan terjadi pada area gas compressor.

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Taufik Aditiyawarman menjelaskan, ledakan dipicu terjadinya kebocoran pada pipa gas hidrogen, yang kemudian diikuti adanya flash atau percikan api sehingga terjadi kebakaran.

"Pada jam 22.42 WIB terjadi kebocoran gas hidrogen pada pipa 6 inci di compressor 212-C-2. Letak bocorannya pada line 2nd stage discharge compressor," kata dia dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (4/4/2023).

"Kebocoran tersebut diikuti flash serta menyebabkan getaran dan dentuman keras. Kemudian data terakhir dirasakan sampai radius 1 kilometer yang terdampak di perumahan warga," lanjut Taufik.

Baca juga: SKK Migas Pastikan Ledakan Kilang Dumai Tak Berdampak ke Kegiatan Lifting

Ia menjelaskan, pada saat ledakan terjadi, sistem emergency shutdown di Kilang Dumai berfungsi, sehingga 2 unit compressor pada Hydro Cracker Unit (HCU) tersebut dinonaktifkan. Hal ini dilakukan untuk memastikan aktivitas unit-unit lain di Kilang Dumai itu tidak terganggu.

Kemudian dilakukan tindakan pemadaman dan pendinginan, hingga akhirnya pada pukul 22.51 WIB api berhasil dipadamkan. Evaluasi lebih lanjut pun dilakukan pada 23.30 WIB dan kondisi sudah dinyatakan aman.

Meski begitu, Taufik mengatakan, akar masalah dari terjadinya insiden flash masih dalam investigasi. Ia bilang, investigasi dilakukan oleh Pertamina, Ditjen Migas Kementerian ESDM, dan Kepolisian RI.

"Sampel dari material akan kami lakukan uji laboratorium untuk melakukan analisis metalurgi agar memastikan apakah nanti material seperti ini masih sesuai untuk hydrogen service tersebut atau harus dilakukan peningkatan kekuatan materialnya," paparnya.

Baca juga: Sederet Fakta Kebakaran Kilang Pertamina Dumai, Setidaknya Sudah 4 Kali Terjadi

 


Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, kebakaran yang terjadi di Kilang Dumai bisa dipadamkan dengan cepat berkat program penanganan high temperature hidrogen attack. Alhasil, proses pemadaman bisa dilakukan hanya dalam waktu 9 menit.

"Sehingga dengan sudah dijalannya high temperature hidrogen attack ini, kebocaran hidrogen di Dumai kemarin itu bisa kita padamkan dalam waktu 9 menit. Ini sebagai salah satu bukti bahwa program kita jalankan bisa meminimalkan risiko," kata Nicke dalam kesempatan yang sama.

Adapun Kilang Dumai merupakan kilang pengolahan minyak terbesar ketiga di Indonesia. Kilang itu memiliki total kapasitas produksi 170.000 barrel per hari atau hampir 16,5 persen dari total kapasitas kilang Pertamina.

Produksi kilang seluas 356.33 hektar tersebut mencakup 87 persen bahan bakar minyak (BBM), dan 12 persen terdiri dari non-BBM yang mencakup LPG, green coke dan LAWS, serta 1 persen mencakup UCO, NBF, SF-02, Solphy.

Mayoritas produk dari kilang Dumai adalah Solar yang dihasilkan dari Crude Distillation Unit (CDU) dan Hydro Cracker Unit (HCU). HCU berfungsi untuk memproses fraksi berat untuk dicracking sehingga menjadi produk bernilai jual tinggi seperti produk BBM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com