Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peternak Unggas Keluhkan Harga Ayam Murah, Respons Bapanas: Kami Serap untuk Program Bansos!

Kompas.com - 14/04/2023, 15:41 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN) mengeluhkan murahnya harga ayam hidup di kandang yang tak sesuai dengan Harga Acuan Badan Pangan Nasional Nomor 5 Tahun 2022.

Adapun berdasarkan aturan tersebut harga pembelian ayam di tingkat produsen batas atasnya adalah Rp 23.000 per kilogram untuk ayam hidup dan batas bawahnya Rp 21.000 per kilogram.

Sementara harga penjualan konsumen dibanderol Rp 36.750 per kilogram.

Baca juga: Harga Ayam Murah, Peternak Terus Merugi

Menanggapi hal itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo mengungkapkan, pihaknya akan membantu menyerap daging ayam dari asosiasi untuk program bansos pangan yang saat ini mulai disalurkan.

Nantinya pemerintah akan membeli harga ayam para asosiasi peternak dengan harga yang sudah ditentukan dalam aturan pemerintah itu.

"Kembali ke demo ayam, besok Sabtu (1//4/2023), kita akan mulai program Keluarga Rentan Stunting (KRS) dengan BKKBN. Kalau beras tugas Bulog, ini tugas ID Food karena ayam dan telur ada di ID Food. Dari Sabtu besok mungkin sampai Lebaran mungkin baru 58.000 keluarga penerima mulai dari Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) ada beberapa yang sudah disiapkan sesuai data BKKBN," ujar Arief saat ditemui Kompas.com di Jakarta, Jumat (14/4/2023).

"Fungsinya begini, pada sata peternak kecil itu punya over production yang tidak diserap dengan harga yang baik maka Pak Presiden meminta BUMN pangan ID Food termasuk Bulog untuk melakukan serapan. Jadi Kalau misal harga gabah jatuh, tugasnya Bulog dan kalau harga ayam jatuh tugasnya ID Food. Ayam ini nanti diserap. Kita sudah komunikasi dengan Pinsar, kita serap ayam dan telur," sambung Arief.

Lebih lanjut Arief mengatakan, apabila program ini berjalan lancar dan diterima dengan baik, ke depan pemerintah akan membuat ekosistem baru untuk penjualan dan pendistribusian ayam dari hulu ke hilir.

Arief menambahkan, pihaknya ke depannya akan mengajukan persyaratan ke peternak ayam apabila ayam ternaknya ingin dibeli oleh pemerintah. Syaratnya adalah peternak ayam harus memiliki sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV).

Sertifikasi NKV adalah sertifikasi sebagai bukti tertulis yang sah telah dipenuhinya higenitas dan sanitasi sebagai jaminan keamanan produk hewan pada unit usaha produk hewan.

"Kita minta NKV ke peternak kecil, nanti kalau mereka ngeluh pak kalau peternak kecil gimana maau punya NKV, saya jawabanya begini kita mau naik kelas enggak? NKV itu Nomor Kontrol Veteriner (NKV) kalau kita mau nai kelas, syarat-syarat untuk sehat harus ada," jelas Arief.

"Kita juga mau naikan kelas dari peternak layer dan boiler sambil kita bimbing. Kita ambil produknya, kita berikan kepada market yang sudah ada," pungkas Arief.

Baca juga: Sebut Harga Ayam Terlalu Murah, Mendag Zulhas: Bisa Buat Pengusaha Ternak Bangkrut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, KemenKop UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, KemenKop UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Whats New
Melirik Undangan Digital, Solusi Modern dan Praktis di Era Teknologi

Melirik Undangan Digital, Solusi Modern dan Praktis di Era Teknologi

Rilis
Kemenperin: Investasi China di RI Capai Rp 451,7 Triliun dalam 4 Tahun Terakhir

Kemenperin: Investasi China di RI Capai Rp 451,7 Triliun dalam 4 Tahun Terakhir

Whats New
5 Cara Transfer BRI ke DANA, Pakai HP hingga ATM

5 Cara Transfer BRI ke DANA, Pakai HP hingga ATM

Spend Smart
Standard Chartered Tunjuk Rino Donosepoetro Jadi Cluster CEO

Standard Chartered Tunjuk Rino Donosepoetro Jadi Cluster CEO

Whats New
Cara Transfer BRI ke BRI di ATM dan BRImo di HP

Cara Transfer BRI ke BRI di ATM dan BRImo di HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com