Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Sesi, IHSG dan Rupiah Melemah

Kompas.com - 17/04/2023, 09:40 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona merah di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (17/4/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.16 WIB, IHSG berada pada level 6.796,36 atau turun 22,2 poin (0,33 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.818,57.

Sebanyak 204 saham melaju di zona hijau dan 215 saham di zona merah. Sedangkan 201 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 929,6 miliar dengan volume 1,5 miliar saham.

Baca juga: IHSG Bakal Kembali Menguat? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Bursa Asia mayoritas merah dengan penurunan Nikkei 0,07 persen (12,9 poin) di level 28.471,1, Strait Times melemah 0,01 persen (0,24 poin) pada posisi 3.301,6, dan Hang Seng Hongkong di level 20.384,3 atau terkoreksi 0,25 persen (50,14 poin). Sementara itu, Shanghai Komposit di level 3.358,53 atau menguat 20,2 poin, (0,61 persen).

Pada Jumat pekan lalu wall street berakhir merah dengan penurunan Dow Jones Industrial Average (DJIA) 143,22 poin atau 0,42 persen menjadi 33.886,47. S&P 500 melemah 0,21 persen menjadi 4.137,64. Sementara itu, Nasdaq Composite terjun 0,35 persen atau 42,81 poin menjadi 12.123,47.

Sebelumnya, William Hartanto Founder WH Project mengatakan, pada pekan pendek ini IHSG diperkirakan bergerak menguat. Secara teknikal, pergerakan IHSG membentuk pola bullish flag, hanya masalah waktu sebelum konfirmasi dan meneruskan penguatan.

“Pekan ini hanya ada 2 hari bursa, kami mengekspektasikan pergerakan IHSG yang lebih stabil (alias sedikit sepi) namun nilai transaksi masih didorong investor asing. Jika kondisi ini terjadi, maka pergerakan IHSG adalah melanjutkan penguatan, dalam range 6.668 – 6.856,” kata William.

Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini juga melemah. Melansir Bloomberg, data pukul 09.11 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.770 per dollar AS, turun 0,45 persen dibanding penutupan sebelumnya.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, meskipun melemah pagi ini, tren pergerakan rumah hari ini masih bullish. Hal ini didorong oleh momentum ekspektasi bahwa, Bank Sentral AS hanya akan menaikan suku bunga satu kali lagi sebesar 25 basis poin tahun ini.

Tapi di sisi lain, Gubernur Bank Sentral AS, Christopher Waller mengatakan, Bank Sentral AS terus menaikan suku bunga acuannya karena target penurunan inflasi masih jauh dari target. Selain itu, rilis data tingkat keyakinan konsumen dan produksi Industri AS terbaru yang dirilis Jumat malam menunjukkan kenaikan melebihi ekspektasi.

“Hari ini rupiah masih berpotensi menguat terhadap dollar AS memanfaatkan momentum tersebut, dengan potensi penguatan ke arah support Rp 14.650 per dollar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.750 per dollar AS,” ungkap Ariston.

Baca juga: Rupiah Hari Ini Diprediksi Kembali Menguat, Bakal ke Level 14.500?

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Whats New
Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Whats New
Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Whats New
Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Whats New
Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Whats New
Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Whats New
Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Whats New
Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com